Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Sejumlah petani pengembang tanaman palawija di Desa Ngrojo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban memasuki masa panen ke tiga. Rata-rata mereka menanami lahannya dengan tanaman kedelai dan jagung, Rabu (19/10/2016).
Salah satu petani, Rukun (50), di musim ini menanam kedelai di atas lahan 1/4 bahu. Berdalih, dengan adanya musim yang tak menentu ini bisa berhasil dengan menanam kedelai. Namun, permasalahan kerap kali muncul ketika musim panen. Permainan harga misalnya, petani masih kesulitan menekan hancurnya harga saat panen.
"Kami ingin harga panen stabil," katanya.
Ia juga menjelaskan, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan ketika musim tanam. Di lahan miliknya seluas 1/4 bahu bisa menghabiskan bibit 20 kilogram(Kg) dengan harga Rp10.000 perkilonya. Sedang untuk perawatan bisa mencapai Rp300.000 dan biaya tenaga panen sekitar Rp 245.000. Total biaya Rp 745.000 yang ia keluarkan selama ini.
"Biasanya sesudah dikupas bisa menghasilkan 4,5 kwintal," tambahnya.
Lanjutnya, kini harga kedelai lokal dipasaran mencapai Rp 5000. Jika dikalkulasi kata dia, praktis ia meraih uang hasil panen Rp 2.250.000. Pihaknya juga berharap agar harga kedelai tetap stabil.
"Ya masih cukup berhasil," ucapnya.
Petani lain Mulyadi (26) menambahkan, mayoritas masyarakat Ngrojo saat ini bergerak di sektor pertanian tanaman palawija. Para petani menjadikan bercocok tanam sebagai penopang perekonomian mereka.
"Di daerah saya ini selain kedelai ya jagung," ucapnya, Rabu (19/10/2016).
Tanaman palawija, selain tanaman jangka pendek, dilihat dari prospeknya lebih menguntungkan. Karena, tanaman tersebut sistem perputaran modal lebih cepat dan perawatan tidak sulit.
Lanjut Mulyadi, tahun ini berharap harga tetap stabil meski bisa diprediksi akan terjadi panen serentak. Jika sekarang harga panen kering bisa mencapai Rp 3300 perkilonya, nantinya bisa tetap bahkan diinginkanya naik.
"Semoga nanti harga tetap bagus, hingga mencapai Rp 3.500-3.600," pungkasnya.
Data yang diterima blokTuban.com dilapangan, para petani meminta perhatian kepada pemerintah dan instansi terkait untuk mencarika solusi kendala petani palawija di selama ini.[rof/ito]