Mandi dan Terapi di Nganget Singgahan

Reporter: Ahmad Syahid

blokTuban.com - Kabupaten Tuban memiliki banyak tempat yang layak untuk dikunjungi. Baik karena nilai historisnya, maupun kondisi alamnya yang indah untuk dinikmati bersama. Salah satunya adalah sumber mata air hangat yang berada di Dusun Nganget, Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan.  

Dari arah jalan raya, letak pemandian kurang lebih 100 meter. Namun bila ditempuh dari Kota Tuban sekitar 45 km, butuh sekitar 1 jam untuk sampai di lokasi. Sungai Nganget ini bukan satu-satunya di Tuban, tetapi  ada 3 tempat , yaitu di Singgahan, Bangilan dan Prataan Parengan. Bedanya, di sini lebih banyak dihuni oleh eks penderita kusta.

Sumber mata air hangat di Dusun Nganget ini, dijadikan sebagai pemukiman para penyandang penyakit kusta atau lebih dikenal dengan istilah leproseri atau perkampungan kusta. Di lokasi tersebut dulu ada rumah sakitnya. Namun sekarang rumah sakit itu telah diubah menjadi Panti Rehabilitasi Sosial Eks Penderita Kusta oleh Dinas Sosial Jawa Timur. Menurut sejarahnya, tempat ini dijadikan tempat isolasi penderita kusta sekitar tahun 1935 oleh pemerintah kolonial Belanda.

Banyak pengunjung yang berduyun-duyun guna menikmati panasnya air belerang alami yang muncul di tengah-tengah sungai tersebut. Selain sakit kusta, mayoritas bagi mereka yang datang lantaran ingin terapi alami, gatal- gatal, saraf, dan penyakit kronis lainya.

Menurut pemilik warung di salah satu sudut tepi sungai, Sumitri (48) perkampungan Nganget terdiri dari 3 RT dan dihuni oleh sekitar 120 kepala keluarga. Rata-rata penduduknya adalah eks penderita kusta.

"Semakin tambah pengunjung yang menetap," ujarnya saat ditemui blokTuban.com di warung miliknya.

Sementara itu, salah satu pengunjung, M. Soleh (56), mengaku dirinya setiap seminggu 3 kali melakukan terapi di mata air tersebut. "Biar tambah sehat dan fresh badannya," kata pria asal Parengan itu.

Saat pagi ini, banyak warga yang berendam bahkan mandi di sungai tersebut. Mereka tak mengenal usia, muda dan tua berjeburan di air yang mengandung belerang tersebut.

Salah satu pengunjung lokal, Suhadi (60) pihaknya mengaku cocok dengan air tersebut untuk terapi "Kalau lama nggak ke sini, badan terasa pegal malah," ujarnya. [hid/ito]