5 Manfaat Ponsel untuk Anak yang Perlu Orangtua Tahu
Tidak selamanya buruk, orangtua harus tahu beberapa manfaat ponsel untuk anak di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Tidak selamanya buruk, orangtua harus tahu beberapa manfaat ponsel untuk anak di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Pademi Covid-19 gelombang kedua yang saat ini terjadi terasa lebih besar dengan dampak yang lebih dahsyat. Bukan saja jumlah lonjakan kasusnya yang bertambah lebih banyak, namun korban meninggal juga berjatuhan.
Dari sekian puluh purnama sejak lahirnya Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) lalu di ubah menjadi Pusat Pelayanan Terpadu Perlidungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Bakorwil Bojonegoro akhirnya menginjakkan kakinya di Kabupaten Tuban untuk melakukan monitoring dan evaluasi tentang Perkawinan Usia Anak (PUA) sebab PUA di Tuban meroket.Â
Setiap sistem yang ada di tubuh manusia bisa mengalami gangguan. Tak terkecuali sistem reproduksi. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena kelainan maupun penyakit.
Penelitian dari Beckman Institute for Advanced Science and Technology, University of Illinois Urbana-Champaign menyatakan bahwa curhat antar perempuan bisa meredakan stres. Berbicara dengan sesama perempuan bisa mengurangi kadar hormon stres Anda.
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit menular berbahaya di Indonesia. Data nasional dari bulan Januari hingga Juni 2021 menunjukkan ada lebih dari 95 ribu kasus DBD di Indonesia, dengan korban meninggal sebvanyak 661 orang.
Usia seribu hari pertama anak disebut sebagai usia emas pertumbuhan dan perkembangan. Waktu emas itu dimulai sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Saat itu, otak anak juga berkembang dengan pesat.
Libur kenaikan kelas merupakan momen yang dinanti para pelajar. Sayangnya di tengah pandemi Covid-19, aktivitas liburan terhambat karena adanya penerapan PPKM Mikro.
Menjaga agar tumbuh kembang anak maksimal merupakan peran kedua orangtua, baik ayah maupun ibu. Dua-duanya menurut psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli, memiliki peran penting dan tak tergantikan bagi anak.
Praktik perkawinan anak tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Data menunjukkan, 7,4 juta anak di dunia mengalami praktik perkawinan anak. Hal ini diungkap oleh dosen sosiologi UIN Jakarta, Dr. Ida Rosyidah, M.A, pada webinar Kajian Gender, Jumat (18/6/2021).