Reporter : Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka kemungkinan untuk mencari investor baru dalam proyek kilang minyak grass root refinery atau Kilang Tuban.
Langkah ini akan dipertimbangkan jika perusahaan asal Rusia, Rosneft Oil Co PJSC, tidak segera memberikan kejelasan terkait perkembangan proyek tersebut.
Proyek Kilang Tuban saat ini dikerjakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama Rosneft. Namun, perkembangan proyek ini terkendala oleh situasi geopolitik.
“Bisa saja mencari investor baru, karena kami tidak bisa menunggu sampai lama. Kami harus memiliki batas waktu,” ujar Bahlil dalam keterangannya di Jakarta dikutip dari Katadata, Kamis (14/11).
Proyek kilang yang diperkirakan menelan biaya sebesar US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun ini dirancang dengan kapasitas pengolahan mencapai 300 ribu barel per hari.
Diharapkan, kilang ini mampu menghasilkan sekitar 30 juta liter bahan bakar minyak (BBM) per hari, termasuk gasoline dan diesel.
Namun, Bahlil belum menetapkan batas waktu untuk keputusan mencari investor baru, mengingat pihaknya harus membahasnya lebih lanjut bersama Pertamina.
“Pertamina yang melakukan komunikasi, dan mereka mungkin bisa menilai apakah Rosneft serius atau tidak,” tambahnya.
Kementerian ESDM menargetkan Final Investment Decision (FID) untuk proyek Kilang Tuban rampung pada November 2024, berdasarkan laporan terbaru dari Pertamina.
Hal ini disampaikan oleh Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Jumat (18/10).
Di kesempatan lain, Bahlil mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi proyek ini, seperti masalah pembebasan lahan, pemberian insentif, dan proses perizinan, yang pernah ditangani saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri Investasi.
Artikel ini disadur dari artikel Katadata: https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/berita/energi/6735d8bb2a95a/bahlil-buka-peluang-cari-investor-baru-untuk-proyek-kilang-tuban