Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Amien Widodo, seorang peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim di ITS, menyatakan bahwa gempa Tuban termasuk dalam kategori dangkal dan jarang terjadi.
Dia menjelaskan bahwa gempa ini adalah sebuah fenomena langka, karena kedalamannya 10 kilometer dan disebabkan oleh sesar aktif, yang membuat daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa.
"Pergeseran dan tekanan pada Laut Jawa menghasilkan getaran dengan intensitas MMI III-IV, yang dapat menyebabkan guncangan dan retakan di permukaan," ujarnya dikutip Sabtu (23/3/2024).
Meskipun tidak berpotensi tsunami karena pergeserannya horizontal, gempa ini dapat diikuti oleh beberapa gempa susulan dengan magnitudo lebih rendah.
[BACA JUGA]: Gempa Susulan 6,5 SR Terasa di Tuban, BMKG: Peristiwa Luar Biasa di Daerah Kegempaan Rendah
Dia menekankan perlunya monitoring terus-menerus terhadap gempa ini untuk mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif.
Selain itu, Amien juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2017, PuSGeN telah merilis 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa, sehingga pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif harus melakukan pemeriksaan kondisi bangunan dan permukaan sebagai langkah mitigasi.
"Pentingnya kesadaran akan potensi gempa di daerah tersebut dan perlunya kewaspadaan masyarakat terhadap fenomena gempa yang disebabkan oleh sesar aktif," pesannya. [Ali/Dwi]