Sejarah Desa Cingklung Bancar Tuban dan Prasasti Batu Cemengklung

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com – Berjarak kurang lebih 36 KM dari pusat Kota Tuban, Desa Cingklung merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Senin (20/11/2023). 

Desa seluas 234 Ha ini dihuni oleh penduduk berjumlah kurang lebih 850 Jiwa yang terbagi ke dalam dua dusun yakni Dusun Nginceng dan Dusun Cingklung.

Dengan daerahnya yang sebagian besar berupa pesawahan membuat warga Desa Cingklung mayoritas bekerja sebagai petani dengan hasil utama berupa padi dan palawija.

Menurut Yulianto, Kasi Pelayanan Desa Cingklung, sebelum dikenal dengan nama desa Cingklung, di daerah ini dahulunya hiduplah seorang janda yang sabar dan lemah lembut hatinya. 

Janda tersebut diceritakan berpisah dengan anaknya. Setiap hari ia menunggu anaknya pulang karena sudah lama berpisah dan merindukan anaknya. Hingga sehari-hari pekerjaannya hanyalah mengintip “nginceng” hingga “cemengklung” karena lamanya ia menunggu.

“Wonten janda niku ngerantos anake, ngerantos anake ngoten niku lame kok boten teko-teko, di inceng-inceng ngantos cemengklung, ngantos pegelen lah dadine, dadose niko dados nama Dusun Nginceng, mriki dados Desa Cingklung. Sejarahe ngoten, sejarah awal,” terang Yulianto kepada bloktuban.com.

Hingga akhirnya peristiwa tersebut dikenang dan menjadi asal muasal penamaan Desa Cingklung, yakni dari kata “Cemengklung” yang berubah menjadi “Cingklung.” Tak hanya itu, hingga saat ini, di Desa Cingklung juga masih terdapat peninggalan berupa batu yang dipercaya merupakan batu yang menjadi saksi kisah penantian janda tersebut saat menanti anaknya.

Batu tersebut hingga kini oleh warga masih dirawat dan diberi cungkup (rumah kecil) dan disedekahi bumi dua kali dalam setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk menghormati para leluhur dan melestarikan budaya masyarakat setempat.

Di lain sisi, di Desa Cingklung juga terdapat makam sesepuh desa yang bernama Mbah Su’aib. Menurut keterangan Yulianto, Kasi Pelayanan Desa Cingklung, diceritakan Mbah Su’aib adalah seorang mjurid Sunan Kudus yang berasal dari Jawa Tengah. Beliau berkelana dan menyebarkan agama Islam di Desa Cingklung. 

Hingga akhirnya beliau wafat dan dimakamkan di Desa Cingklung. Saat ini, makam Mbah Su’aib terletak di samping Kantor Desa Cingklung.

Di makam tersebutg setiap tahunnya diadakan haul di Bulan Suro dengan diiringi acara pengajian yang dihadiri warga setempat. [Rul/Ali]