Mengenal Tradisi Bucu Sumur Desa Sotang Tuban

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com - Secara topografi, Desa Sotang merupakan sebuah desa berupa dataran sedang yaitu sekitar 7 M di atas permukaan air laut. Desa ini terletak di kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban. Desa Sotang memiliki luas 205 Ha dengan batas wilayah meliputi sebelah Utara Desa Pulogede, Timur ada Desa Klutuk, Selatan Desa Cokrowati, dan Barat berbatasan dengan Desa Pulogede, Sabtu (21/10/2023).

Jarak tempuh Desa Sotang ke Ibu Kota kecamatan adalah 3 KM yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit.Sedangkan jarak tempuh Desa Sotang ke pusat Kota Tuban adalah 33 KM yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam.

Adapun mengenai sejarah desa Sotang menurut keterangan RPJM Desa Sotang yaitu, dikisahkan pada zaman dahulu ada seorang pengembara yang melakukan perjalanan. Ketika sampai pada sebuah jalan yang disitu ada belokan dan sebuah pohon serut serta pohon gayam, orang tersebut merasa kelelahan dan akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan beristirahat sambil terlentang.

Pada saat bersamaan tibalah seseorang yang lewat kemudian membangunkan pengembara tersebut sambil berkata "Kenapa kamu tidur athang-athang (terlentang) ditempat sepi seperti ini?" dan si pengembara menjawab "Ohh.. iya saya lupa, sebenarnya saya hanya bermaksud istirahat (ngaso) sebentar di sini."

Akhirnya pada saat itu juga si pengembara memberi nama daerah tersebut dengan nama “Sotang.” Yang berasal dari kata “So” : ngaso (istirahat) dan “Tang” : atang-atang (terlentang) dan nama tersebut dipakai hingga kini.

Adapun mengenai potensi desa, desa ini memiliki potensi utama di bidang pertanian dengan hasil utama berupa padi dan jagung.

Menurut keterangan Wahyuningsih, Kaur Keuangan Desa Sotang, terdapat dua kesenian yang hingga kini masih dilestarikan, yakni kesenian Tongklek dan Tak-takan.

“Di sini itu ada tongklek sama tak-takan, tak-takan itu semacam barongan kalo tongklek iyu gabungan dari beberapa alat musik, ada alat music yang dari bahan bekas, misalnya semacam drum, ada gallon bekas,” jelasnya.

Masyarakat Desa Sotang juga masih kental dengan tradisi sedekah bumi yang diadakan tiap tahun, uniknya di desa ini menyebutnya dengan istilah “Bucu Sumur.” Bucu sumur merupakan acara sedekah bumi yang dikemas dalam kegiatan kerja bakti lingkungan dengan membawa tumpeng atau bucu untuk slametan atau bancakan.

“Bucu sumur, sedekah bumi tapi dikemas dalam kegiatan kerja bakti lingkungan, kita bawanya itu semacam bucu/tumpeng, untuk slametan lah, bancaan gitu,” tambah Wahyuningsih.

Acara sedekah bumi atau bucu sumur ini rutin dilaksanakan masyarakat Desa Sotang sebanyak dua kali dalam setahun, yakni biasanya diadakan di bulan April dan September di sumur keramat masing-masing dusun. [Rul/Ali]

 

Baca Juga:

Diapit Dua Pohon Besar, Makam Mbah Joko Delik Tambakboyo Tuban Diproyeksikan Jadi Wisata Religi