Tradisi Serabihan di Desa Ngarum Tuban, Berbagi Kue Sebelum Hujan

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

blokTuban.com - Desa Ngarum merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Desa ini terbagi menjadi dua dusun yakni Dusun Geneng dan Dusun Ngarum. Mmiliki luas sekitar 317 hektare dengan penduduk kurang lebih sekitar 1.700 Jiwa.

Desa Ngarum berbatasan langsung dengan Desa Maindu di sebelah Utara, Desa Klumpit di sebelah Barat, Desa Nguruhan di sebelah Selatan dan Desa Ngrejeng di sebelah Timur, Jumat (13/10/2023).

Di setiap desa pasti memiliki sejarah serta asal – usul dari adanya desa tersebut seperti halnya Desa Ngarum. Seajarah asal – muasal dari sebuah desa sendiri biasanya hanya tertuang di dalam dongen – dongeng dan hanya diceritakan lewat mulut ke mulut saja jadi untuk kebenarannya sendiri masih belum bisa dipastikan.

Menurut RPJM Desa Ngarum menjelaskan bahwa sejarah Desa Ngarum adalah pada pertengahan abad ke – 11 pasca perang besar yang ada di tanah Jawa antara bangsawan Kesultanan Pajang, banyak bangsawan dan tentara yang melarikan diri dari kerajaan akibat perang saudara, salah satu tempat pelariannya adalah daerah Tuban.

Dalam perjalanannya ke Tuban para bangsawan dan prajurit Pajang berhenti dan berisitirahat untuk mencari sebuah tempat yang aman salah satu tempat peristirahatannya adalah petilasan yang ada di daerah Ngarum (Ngarum). Di petilasan tersebut ditanam bunga wungu dan membuat sumur untuk memenuhi kehidupan sehari – hari, dan akhirnya sebagai suatu penghormatan dan untuk mengenang para bangsawan dan prajurit tersebut maka daerah tersebut diberi nama Ngarum.

Desa Ngarum memiliki sebuah tradisi yang turun – temurun hingga saat ini, Desa Ngarum memiliki tradisi sedekah bumi dan manganan yang dilakukan di Sendang Ngarum yang dilakukan setiap bulan Rajab di hari Senin dan biasanya dilaksanakan  pagi hari dengan doa bareng. Sedangkan di Sumur Bor juga terdapat tradisi manganan dan sedekah bumi yang dilakukan di bulan Rajab di hari Jumat yang biasanya dilakukan malam hari dengan pengajian.

Selain itu Desa Ngarum juga memiliki tradisi unik yakni Serabihan. Menurut Afridiki (30) selaku Sekretaris Desa Ngarum menuturkan bahwa Desa Ngarum mempunyai tradisi unik yang hanya ada di Desa Ngarum yakni tradisi Serabihan yang biasanya dilakukan saat akan datang hujan yaitu tiap rumah membuat makanan serabih dan di bagikan ke tetangga – tetangganya hal ini diyakini sebagai bentuk rasa syukur atas diberikannya sebuah hujan.

“Kalau serabihan ada juga tapi khusus disini di Ngarum. Serabihan itu bikin serabih ya tapi itu acara sebelum hujan, jadi ibarat e penanda mau hujan, ya pokoknya sekiranya udah mau hujan itu udah bikin serabih untuk tasyakuran lah, rasa syukur udah mau hujan gitu,” Tutur Afridiki saat di wawancarai blokTuban.com.

Pada sektor perekonomiannya sendiri Desa Ngarum mayoritas penduduknya adalah petani maka tidak heran produk unggulan dari desa ini juga berupa hasil tani produknya sendiri bernama Keripik Bote. Bote sendiri memiliki bentuk seperti Ubi, namun sayangnya Bote ini terbilang susah untuk produksinya jadi tidak sampai dibuat bisnis dan hanya diolah untuk dimakan sendiri.

Mengenai mitosnya warga Desa Ngarum memiliki sebuah mitos yang tedapat di Sendang Ngarum yaitu orang tidak boleh mengambil sesuatu yang ada disana karena konon ada sebuah cerita yakni dahulu ada seorang yang mengambil batu di sekitar sendang tersebut namun pada malam harinya orangnya diganggu oleh mahluk halus dan sakit – sakitan sehingga orang tersebut mengembalikan batu itu ke sendang.

Atas izin Allah SWT, akhirnya orangnya kembali sehat dan sembuh, mengenai hal itu warga percaya bahwa sendang tersebut tidak boleh dirubah maupun di bongkar hal ini sampai membuat terhalangnya potensi wisata yang ada di desa tersebut.

Desa Ngarum memiliki potensi wisata tetapi terhalang oleh budaya setempat dan kepercayaan masyarakat yang masih kental sehingga sendang yang dahulu rencananya ingin dijadikan sebuah wisata tetapai tidak bisa dikarenakan sendang itu sendiri tidak boleh di rubah dan tidak boleh di bongkar. [Naw/Ali]