Sejarah dan Kepercayaan Warga Kelurahan Sukolilo Tuban

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia

blokTuban.com - Sukolilo merupakan kelurahan di Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Kelurahan yang saat ini dipimpin oleh Margianto selaku Kepala Kelurahan Sukolilo memiliki 4 rukun warga (RW) dan 16 rukun tetangga (RT).

Menurut Suminto (65 tahun) selaku ketua Rt.4 Rw. 3 Kelurahan Sukolilo menceritakan, sekilas terkait sejarah Kelurahan Sukolilo yang berdasarkan cerita turun temurun dari mulut ke mulut dan sampai saat ini masih belum bisa dipastikan secara pasti.

“Nah masalah sejarah Sukolilo, dari cerita nenek moyang kita jadi dulu itu ada 3 pendukuhan yaitu Sokobelo, Dengok, dan Sukunan. Terus tahun 1912 akhirnya dijadikan menjadi 1 yang dinamakan Sukolilo,” Ujar Suminto saat diwawancarai, Selasa (16/5/2023).

Suminto menambahkan, bahwa Suko sendiri berarti suka kalo lilo artinya ikhlas, jadi Sukolilo dapat diartikan suka dan ikhlas. Dengan adanya nama ini begitupun harapanya agar penduduknya berhati suka dan ikhlas.

Di sisi lain, Kelurahan Sukolilo juga memiliki tempat bersejarah yaitu Makam Sunan Mbah Jogobelo atau Mbah Agung dari Demak. Di mana Mbah Jogobelo merupakan saudara dari Sunan Geseng yang dahulunya adalah seorang penguhulu.

Selain Makam Sunan Mbah Jogobelo juga terdapat makam Njeding yang dahulunya menjadi tempat pemakaman khusus anak kecil, akan tetapi untuk saat ini sudah menjadi pemakaman umum.

Adapun tradisi yang saat ini masih dilakukan kelurahan Sukolilo yaitu tradisi sedekah bumi atau manganan yang dilakukan setiap makam pada bulan safar.

“Tradisi manganan kalo di sini itu ada haul di makam Mbah Jogobelo, jadi setiap selesai haul itu ada agenda pagi yaitu menguras sumur yang terletak disebelah utara makam Mbah Jogobelo. Nah, sumur ini juga agak ghoib karena kalo air sumur ini keruh itu keadaan warga pasti kisruh tapi kalo airnya jernih Insya Allah warganya ayem tentrem. Setelah itu biasanya juga ada bancakan dawet juga mbak,” Paparnya.

Diketahui, menurut kepercayaan warga sekitar dengan adanya sumur yang terletak di sebelah makam Mbah Jogobelo tersebut seringkali dipakai sebagai obat.

“Sumur ini juga biasanya sering dijadikan obat, tapi bukanya kita menyekutukan Allah tapi itu sebagai lantaran dan lantaran obar itu bisa dari mana saja,” Jelasnya.

Selain kepercayaan tersebut, terdapat kepercayaan lain yang sampai saat ini dipercayai warga Sukolilo yaitu di mana ketika hendak menikah yang mulanya melewati makam Mbah Jogobelo harus putar balik dan mengambil jalan sebelah selatan makam Mbah Jogobelo.

“Ya kalo pengantin ini harus putar, jadi dari selatan belok ke kiri itu dikarenakan kalo dari utara itu nyingkur Mbah Jogobelo kalo dari selatan itu nggak nyingkur. Nah, kalo nggak diputar balik itu biasanya rumah tangganya bakal cerai dan itu pernah dari keluarga saya sendiri,” Tutupnya sembari dengan wajah sumringah.

Adapun mayoritas agama penduduk Sukolilo yaitu 96% muslim dan selebihnya beragama kristen. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS