Oleh: Dwi rahayu
blokTuban.com - Momen berkumpul bersama keluarga di Hari Raya Idul Fitri tentu menjadi momen yang ditunggu-tunggu setiap muslim.
Beberapa orang yang merantau atau tinggla jauh dari keluarga akan menyempatkan mudik ke kampung halamannya untuk menjalin silaturahmi.
Tidak jarang pertanyaan bersifat pribadi seperti 'kapan nikah?' menjadi momok bagi orang yang belum kunjung menikah.
Terlebih di Indonesia dan khususnya di kampung, jika seseorang yang usianya sudah menginjak 25 tahun ke atas namun belum menikah dianggap telat untuk berumah tangga.
Dikutip dari program e-Life, Joice Manurung selaku Psikolog dan Grafolog memberikan beberapa opsi untuk kita bisa menjawab pertanyaan yang bersifat pribadi. Yakni, dengan cara membangun sikap rasional.
"Kalau kita sudah tahu akan ditanya, berarti kita perlu membangun sebuah sikap rasional, di mana jika ditanya kapan menikah, kapan punya anak adalah hal yang wajar. Jawabannya, 'mohon doanya ya', itu jawaban pertama," ungkapnya.
"Lalu yang kedua, kalau misalnya ditanya secara beruntun seperti itu, berikan saja jawaban sederhana dan singkat. Misal, 'yang pasti saya menikah, tunggu saja waktunya'. Sudah, tegas dan singkat," lanjutnya.
Jika dirasa masih tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Joice Manurung juga memberikan tips untuk mengalihkan, atau bisa juga dengan cara 'kabur' agar orang-orang tidak lagi fokus terhadap kita.
"Dan yang berikutnya pakai cara lain, misalnya mengalihkan. Contoh, jika ditanya 'kapan nih punya pasangan?', 'Ya saya tunggu tante dulu, kapan punya cucu?'. Itu bisa, mengalihkan pertanyaan tersebut dengan hal lain yang bisa kita jadikan pertanyaan bagi orang lain," ungkap Joice Manurung.
"Tapi ada juga, cara lain, namanya escaping, kabur. Jadi ketika banyak orang sudah merongrong kita, cara yang paling ampuh adalah kabur, misalnya 'Maaf tante, ada telepon masuk, saya permisi dulu' sehingga orang tidak lagi fokus terhadap kita," tutupnya.
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS