Anak Tantrum, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Oleh: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Saat anak mengalami masa tantrum atau emosi yang meledak merupakan bagian perkembangan yang normal terjadi.

Namun perlu diwaspadai apabila ledakan emosi pada anak yang sudah tidak terkendali yang biasanya dibarengi sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah. 

Dilansir dari hallosehat, antrum akan terjadi pada tahun kedua kehidupan anak, saat perkembangan bahasa anak usia dini.

Beberapa tanda yang harus diperhatikan apabila tingkat dan frekuensi tantrum pada anak melebihi batasnya:

  1. Memiliki frekuensi mengamuk yang sering.
  2. Mengamuk dalam waktu yang lama.
  3. Saat mengamuk, melakukan kontak fisik dengan orang lain.
  4. Marah sampai melukai diri sendiri.

Biasanya tantrum yang cenderung agresif tersebut terjadi akibat anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.

Mengatasi tantrum pada anak:

Memeluknya 

Ssaat melihat anak mengamuk karena tantrum berikan dekapan erat yang tegas, bukan pelukan sayang untuk menidurkan. Hindari mengatakan apapun selama Anda mendekap si kecil.

Diane Ryals, edukator keluarga di University of Illinois menjelaskan bahwa tantrum akan menjadi masalah besar saat orangtua menyerah terlalu cepat atau terlalu sering.

“Pasalnya, cara ini menjadi jalan pintas untuk mendapatkan apa yang ia mau. Dengan begitu, tantrum adalah cara yang sering kali dilakukan” jelasnya, dikutip dari Stella Maris School of Future Entepreneur.

 

Menyiapkan kebutuhan anak

Luapan kemarahan anak biasnaya disebabkan karena lapar, tidak memiliki pengahalihan aktifiitas atau jenuh.

Apabila berkegiatan di luar ruangan alangkah baiknya membawa peralatan dan kebutuhan anak dari mainan, makanan atau baju ganti yang membuat ia nyaman. 

 

Membuat aturan dasar yang disepakati dengan anak

Anak menginjak usia tahun kedua menandakan sudah mulai dapat diajak untuk berkomunikasi. Sehingga menetapkan aturan dasar yang semestinya disepakati bersama anak dapat dilakukan oleh para orang tua. 

Semisal hendak pergi berkunjung atau membeli sesuatu ke super market sudah menetapkan aturan dasar. Beberapa aturan dasar yang ditetapkan semisal harus menjaga sikap dengan sopan santun, tidak meminta apa yang bukan miliknya atau minta membelikan sesuatu di luar kebutuhan awal.

 

Luangkan waktu untuk istirahat

Kurang istirahat dapat menyebabkan anak tantrum dan marah. Berada di luar rumah, berhadapan dengan banyak orang, atau beraktifitas di luar kebiasaan bisa jadi membuat si kecil lelah.

Untuk memastikan, Anda bisa menanyakan padanya, “Adek capek nggak? Mau Ayah gendong?“. Atau bisa juga dengan menidurkannya di stroller.

 

Kapan harus menghubungi dokter?

Tantrum pada anak yang berada di batas normal dan di luar kendali tentunya menyebabkan orang tua frustasi.

Saat dirasa sudah tidak mampu mengatasi tantrum anak, ornag tua dapat berkonsultasi dengan dokter. Beberapa tandanya berikut ini:

  1. Orangtua sering merasa marah atau hilang kendali saat menghadapi anak yang sedang tantrum.
  2. Hubungan dengan anak menjadi tidak harmonis atau renggang.
  3. Tantrum jadi lebih sering, intens, atau bertahan lebih lama.
  4. Anak Anda sering menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
  5. Anak Anda tampaknya sangat tidak menyenangkan, banyak menuntut, dan hampir tidak pernah bisa diajak bekerja sama.
  6. Anda bisa menghubungi dokter bila anak mengalami hal di atas.

Itulah cara mengendalikan perilaku tantrum pada anak yang dapat dilakukan oleh para orang tua. 

 

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS