Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Kabupaten Tuban merupakan daerah yang memiliki banyak potensi. Pasalnya, selain memiliki wisata pantai yang indah, Tuban juga mempunyai segudang makanan atau produk khas buatan masyarakat lokal.
Salah satunya ialah Ampo, makanan tradisional berbahan dasar tanah liat yang masih lestari hingga saat ini. Menurut salah seorang pembuat Ampo di Kabupaten Tuban, Sarpik, mengungkapkan jika konon, ampo dibuat lantaran adanya musim paceklik. Yang membuat masyarakat setempat, kesulitan untuk mendapatkan makan.
“Awalnya ada ampo, karena zaman dahulu musim paceklik jadi nggak ada makanan. Terus dulu ada tanah nggak ada batunya, terus sama nenek dipanggang dan dimakan, katanya kok enak. Diperut juga nggak sakit, terus habis makan itu minumnya kopi untuk mengganjal perut lapar,” ujarnya kepada blokTuban.com, Sabtu (10/12).
Selain rasanya yang terbilang unik, ternyata Ampo juga memiliki banyak khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh. Seperti halnya meredakan panas dalam, menghilangkan gatal-gatal, hingga menyerap racun didalam tubuh manusia.
Baca berita terkait:
Cicipi Jajanan Pinggir Jalan di Tuban, Bakso Seafood Korea Pedasnya NAmpol
Tak hanya sebagai pengganjal rasa lapar saja, pada zaman dahulu, makanan ini sendiri dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengganti rokok karena sanggat cocok dinikmati dengan secangkir kopi dan teh.
“Khasiat ampo ini bisa meredakan panas dalam, menghilangkan gatal-gatal, terus juga bisa menyerap racun dalam tubuh seumpama mual. Itu bisa dikonsumsi dengan cara direndam pakai air lalu diminum,” sambungnya.
Lebih lanjut, kendati makanan khas Kabupaten Tuban tersebut terbuat dari tanah liat. Namun rasa yang dihasilkan dari Ampo tidak pahit, justru rasanya dominan seperti tanah dengan perpaduan asap didalamnya. Pasalnya, dalam pembuatannya, Ampo terlebih dahulu dibakar di atas tungku selama beberapa jam.
Untuk diketahui, harga dari Ampo relatif murah, yaitu Rp10 ribu per kilogram. Tak hanya dibuat sebagai cemilan saja, biasanya makanan ini juga digunakan oleh masyarakat Bali sebagai sesajen dalam sebuah adat ritual. [Sav/Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS