Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – “Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat” itulah yang saat ini sedang dilakukan oleh Nur Chamidah, Owner MaFAZ Craft yang menyalurkan bakat merajutnya kepada para ibu rumah tangga yang ada di Kabupaten Tuban.
Bermula dari hobi merajut hingga menerima orderan dari teman dan koleganya, akhirnya ia memutuskan untuk membagi ilmunya dengan membuka kelas merajut, dikediamannya yang berada di Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, sejak tahun 2014 silam.
“Saya tidak hanya menggunakan ilmu saya sendiri, karena ternyata banyak ibu-ibu Tuban yang ingin belajar di bidang rajutan. Seperti ibu-ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu, sehingga secara profesional saya membuka kelas rajut MaFAZ Class,” paparnya kepada blokTuban.com saat ditemui di rumah produksinya, Jumat (9/12/2022).
Dalam kelas rajut tersebut, Midah sapaan akrabnya membaginya dalam dua kelas, yaitu online dan juga offline. Untuk dapat mengikuti pelatihan merajut ini, biasanya peserta yang ingin menjadi member di kelas merajut, cukup membayar biaya registrasi diawal sebesar Rp50 ribu saja.
Kendati demikian, tak jarang ia membuka kelas merajut secara gratis, dengan tujuan agar ilmu yang dimilikinya bisa lebih berkah dan bermanfaat bagi orang lain. Tak hanya mengajarkan pola yang sederhana saja, namun ibu dari dua orang anak ini juga mengajarkan pola-pola rajutan yan terbilang sulit, setiap hari Rabu dan juga Jumat.
“Alhamdulillah akhirnya lama-kelamaan, mereka bisa menerima orderan sendiri-sendiri dan membuat label. Saya membebaskan mereka untuk berekspresi sebisa mungkin, karena saya ingin memberdayakan perempuan-perempuan yang ada di Tuban,” jelasnya.
Menurut pengakuannya, selain ibu rumah tangga, kelas merajut miliknya tersebut juga banyak diminati oleh para mahasiswa yang memiliki waktu luang saat sedang libur kuliah. Bahkan, banyak juga bapak-bapak yang juga mengikuti MaFAZ Class tersebut.
Lebih lanjut, selain membuka kelas merajut di rumah pribadinya, perempuan ramah ini juga seringkali diminta untuk mengisi sejumlah pelatihan di tingkat desa. Sehingga semakin banyak ilmu yang disalurkannya.
“Saya harus seimbang antara dunia dan akhirat, saya tidak mau nanti sewaktu-waktu saya tidak punya bekal di akhirat. Semakin kesini, saya juga mengajarkan rajutan karena ingin berbagi, jadi lebih banyak yang saya gratiskan. Artinya, saya ingin ilmu saya mengalir dan bermanfaat sebagai amal jariyah,” ungkapnya.
Selain merajut, perempuan ramah ini juga mengajarkan sulam pita kepada member-membernya. Dengan demikian, ia berharap agar ke depannya semakin banyak masyarakat yang mengikuti kelas yang dipimpinnya tersebut, sehingga ilmu yang dimilikinya dapat bermanfaat di semua kalangan. [Sav/Dwi]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS
https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMNPtuAsw4IjQAw?r=0&oc=1&hl=id&gl=ID&ceid=ID:id