Rasimah, Generasi Ke-5 Keluarga Pelestari Jajanan Ampo Khas Tuban

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.comAmpo merupakan jajanan yang terbuat dari tanah liat. Jika dilihat sekilas, makanan ini sendiri mirip dengan astor yang berwarna hitam. Namun, jika sudah digigit teksturnya lembut dan lengket di lidah. 

Pada zaman dahulu, ampo banyak disukai oleh masyarakat sebagai hidangan pendamping kopi. Namun, semakin berkembangnya zaman, makanan satu ini mulai sepi peminatnya. Kendati demikian, masih ada keluarga yang melestarikan jajanan khas Tuban yang sempat viral di Tik-tok belakangan ini. Biasanya, keluarga ini dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai keluarga ampo. 

Ia adalah keluarga dari Rasimah, warga Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Menurut penuturannya, sejak kecil ia sudah diajarkan orang tuanya untuk membuat makanan berbahan dasar tanah liat tersebut. 

“Usaha ini sudah lama, buat ampo sejak tidak sekolah ikut ibu ke pasar. Karena buat ampo ini dapat uang, jadi ikut ke pasar saja dari kecil sampai tua ini. Sekarang tinggal saya sendiri, sama anak saya yang meneruskan,” papar Rasimah kepada blokTuban.com, Sabtu (10/12/2022). 

Baca berita terkait:

Ampo Tuban Masih Diminati, Dipakai Sesajen hingga Bumil yang Ngidam

Menurut nenek berusia 66 tahun ini, dalam membuat jajanan tersebut tidak sembarang tanah yang digunakan. Pasalnya, ada tanah khusus sehingga tidak ada campuran kerikil didalanya, dengan begitu aman untuk dikonsumsi. 

Sementara anak kedua Rasimah, yang juga merupakan generasi penerus ke-5 pembuat Ampo, mengungkapkan jika biasanya, ampo-ampo buatannya tersebut dijual di Pasar Baru Tuban, dengan harga Rp10 ribu per kilogram.

Selain dipasarkan secara offline, ia juga mengaku memasarkannya melalui online sehingga jangakauannya lebih luas lagi. Bahkan, pesanan ampo miliknya sudah sampai diberbagai kota, mulai dari Bali, Sumatera, Kalimantan, Jakarta, hingga Bandung.

“Yang paling banyak itu di Bali, karena dibuat sesajen. Pesannya juga banyak-banyak 5 sampai 10 kilogram,” jelasnya. 

Dengan demikian, ia berharap untuk ke depannya usaha yang dilakoninya secara turun temurun tersebut, dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan bisa tetap lestari hingga nanti. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS