Reporter : Muhammad Nurkholis
blokTuban.com - Kasus penganiayaan terhadap sesama santri di pondok pesantren bukanlah sekali dua kali terjadi. Bahkan yang terbaru di Kabupaten Ponorogo terdapat santri yang meninggal dunia, akibat dianiaya oleh temannya yang juga santri.
Kejadian ini tentunya perlu perhatian lebih khusus, bagaimana santri tetap belajar dan menghindari melakukan tindakan kekerasan serta bullying. Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Agama Kabupaten Tuban melalui Kasi Pendidikan Diniah (PD) Pondok Pesantren (Pontren), Hadi Harjono menjelaskan, pihanya terus melakukan upaya kordinasi kepada para pengasuh pondok.
“Untuk mengantisipasinya kami sering koordinasi dengan pengurus forum komunikasi pondok pesantren (FKPP) dan pada saat ada kegiatan pondok," ujar Hadi kepada blokTuban.com, Senin (12/09/2022).
Baca juga :
- Ada Haul Ponpes Langitan, Polres Tuban Imbau Masyarakat Tak Lewat Jl. Tuban - Babat
- Inna lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, Istri Almaghfurlah KH. Maimoen Zubair Meninggal Dunia
- Santri Asal Tuban Terancam Pidana 12 Tahun Usai Bakar Santri di Pesantren Sarang Rembang
Hadi melanjutkan, Kemenag juga mewanti-wanti jangan sampai terjadi ada kekerasan di pondok. Dalam pembelajaran ia berharap untuk menerapkan pendidikan ramah anak.
Adapun cara Kemenag agar para santri tidak terlibat bullying hingga kekerasan kepada sesama temannya, yaitu mengedepankan pengarahan dan himbauan. Selain itu, memperkuat sistem pendidikan di lingkungan pondok pesantren.
Hadi juga berpesan kepada para pengasih pondok agar kejadian di Ponorogo merupakan pelajaran. Khususnya bagi kiai yang mengelola pondok pesantren, pihaknya berharap untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan pengawasan kepada santrinya.
"Kami harapkan kejadian di Ponorogo tidak terulang di tempat kita," terangnya. [Nur/Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS