Musim Kemarau Tiba, Siapkan Diri Anda

Oleh : Asmaul Husna, S.Pd (Guru Geografi)

blokTuban.com - Setiap pagi hari sejak sebulan lalu, warga di Kabupaten Tuban sering merasakan dingin. Rasa dingin terasa lebih kuat saat menjelang pagi hari. Hal tersebut merupakan tanda terjadinya masa pancaroba atau bisa disebut dengan bediding, Minggu (7/8/2022).

Masa pancaroba terjadi hanya pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak berpengaruh pada tubuh, yang otomatis akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur di sekitarnya. 

Saat itu pula, imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) berkurang, sehingga sering menyebabkan orang sakit di musim pancaroba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda memprediksi puncak kemarau di sebagian besar daerah di Jatim terjadi Agustus dan September 2022. 

Menurut Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto menyatakan, saat ini sebagian besar daerah di Jatim berstatus zona merah kemarau. Teguh menambahkan, memang ada daerah yang melalui puncak kemarau di Juli 2022, kemarau di Jatim. 

"Rata-rata jatuh di Agustus dan September," ujarnya, Senin (1/8). 

Baca juga :

4 Penyebab Masih Adanya Hujan di Bulan Juni Menurut BMKG Tuban

Kemarau Tiba, Petani Tuban Sulap Tambak Jadi Areal Sawah

Kemarau Basah, Harga Tomat di Tuban Naik Rp15 Ribu per Kilogram

Musim Kemarau, Sehari Pedagang Es Kelapa Muda Habiskan 40 Biji Kelapa

Untuk kecamatan di Tuban yang sering mengalami kekeringan adalah Kecamatan Semanding, Grabagan, Rengel, Soko, Parengan, Montong, Jatirogo dan Kenduruan. Untuk meminimalisir kerugian akibat kekeringan yang sering melanda daerah di Kabupaten Tuban, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta seluruh pihak untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan memasuki musim kemarau lebih awal dibandingkan normalnya. 

Kepada kementerian, lembaga, pemerintah daerah, serta institusi terkait dan seluruh masyarakat, dimohon untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau. 

"Terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan, dan lahan dan ketersediaan air bersih," ucapnya. 

Beberapa tips mengatasi kekeringan di Tuban dan daerah yang rawan kebakaran, mulai menyiapkan embung atau penampung air hujan bisa menjadi cara untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau. Embung diperuntukkan untuk menyediakan air ketika kemarau panjang.

Berikutnya, dengan melakukan pengerukan waduk agar lebih dalam sehingga waduk bisa menampung air lebih banyak. Lalu, penghijauan merupakan cara sederhana mengatasi kekeringan saat musim kemarau. Penghijauan alangkah baiknya dilakukan di daerah hulu diikuti dengan melakukan pengurangan konversi lahan di daerah hulu.

Konversi lahan bisa mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan. Sedangkan penghijauan nantinya bermanfaat untuk mengurangi sedimentasi, sehingga tidak akan terjadi pendangkalan waduk.

Kekeringan ini lebih sering terjadi di saat musim kemarau yang ditandai dengan mengeringnya sumber air sumur, sungai, waduk dan aliran air lainnya. Bahkan sudah tidak ada debit air lagi di dalamnya, sehingga untuk mencari air warga harus menempuh perjalanan yang jauh atau bisa juga membelinya dengan harga yang tidak murah.

Ada banyak sekali dampak yang bisa terjadi akibat kekeringan yang terjadi di Indonesia, seperti sumber air minum berkurang, sumber air untuk kebutuhan sehari-hari berkurang, hingga banyak tanaman mati.  

Agar dampak tersebut tidak berkelanjutan sudah sepatutnya dicari solusi yang efektif dan efisien. Diantara solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi kekeringan yaitu dengan mMembangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi.

Selain itu, membuat waduk buatan di beberapa daerah, memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air. Sekaligus melakukan sosialisasi untuk penghematan air, serta reboisasi hutan dan penghijauan di area pemukiman warga maupun di jalan besar. (*)

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS