Satu-satunya Siswa Baru SDN Ngimbang Tuban Belum Mau Sekolah, Ini Kata Walinya

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ngimbang No.100 yang berada di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang Kabupaten Tuban pada tahun ajaran baru 2022/2023 tercatat hanya menerima satu orang siswa saja. 

Data yang dihimpun oleh blokTuban.com dari 6 kelas yang ada disekolah itu, hingga saat ini baru ada sekitar 17 siswa yang telah mengisi  bangku kelas. Terdiri dari siswa kelas 1 yang berjumlah 1 orang, kelas 2 berjumlah 1 orang, kelas 3 kosong, kelas 4 berjumlah 2 orang siswa, kelas 5 dengan jumlah siswa 8 orang, dan kelas 6 berjumlah 6 orang anak.

Doni, salah seorang guru sekaligus wali murid dari siswa baru yang duduk di bangku kelas 1 mengungkapkan jika sampai saat ini, anaknya masih belum masuk ke sekolah tersebut. Hal ini, lantaran anaknya belum mau masuk sekolah karena tidak memiliki teman dan ia tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada anaknya tersebut. 

Terkait : Fenomena sd di Tuban Dapat Siswa Baru Kurang dari 10, Dinas Pendidikan: Berpotensi Dimerger

"Intinya anaknya belum mau masuk sekolah karena nggak ada temannya," ujarnya kepada blokTuban.com saat ditemui di sekolah SDN 100 Ngimbang, Selasa (19/7/2022).

Sementara itu, seorang tenaga pendidik disekolah tersebut, Charles Setiawan jika fenomena sepinya pelajar di SD ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir ini yaitu sekitar 2-3 tahun lalu karena banyak bermunculan madrasah baru yang berdiri disekitar daerah itu. 

"Sebenarnya sudah terjadi beberapa tahun terakhir, dulu memang SD ini ramai karena memang masyarakat dari dusun sebelah banyak yang kesini. Tapi karena dalam beberapa tahun trakhir ini di dusun sekolah sudah berdiri madrasah baru, lalu akhirnya masyarakat bersekolah disana," jelasnya.

Terkait : sd di Tuban Ini Hanya Dapat Siswa 1 Sampai 10 di PPDB tahun 2022

Selain itu, penyebab lain dari kurangnya minat masyarakat ialah lantaran jarak tempuh antara sekolah dengan pemukiman warga yang terlalu jauh, sehingga masyarakat lebih memilih menyekolahkan anaknya ke madrasah yang dinilai lebih dekat dari rumah.

Melihat adanya hal tersebut, maka Chaes mengaku jika pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menarik siswa baru agar belajar di tempatnya mengajar, salah satunya dengan mendatangi masyarakat dengan sistem door to door. 

"Alasannya memang rata-rata ke masalah agama, kalau di MI kan orangtua bilangnya sekalian sama ngajinya. Nah, yang jadi kendali disini juga kan guru agama dan olahraganya kosong, sudah pensiun," tutupnya. [Sav/Ali]

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS