Reporter : S.Y. Lailatul Erlina N.R.
blokTuban.com - Situs batu tapakan yang berada di Desa Saringembat, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, masih sangat jarang diketahui masyarakat. Bahkan warga sekitar tidak mengetahui persis siapa sosok Mbah Ngali itu.
Berdasarkan cerita pendahulu tentang batu tapakan diyakini warga sebagai bekas semedi Mbah Ngali. Sosok Mbah Ngali berdasarkan cerita pendahulu ada yang mengatakan memiliki nama Lalang Kusumo, yaitu masih memiliki garis keturunan dari Joko Tingkir. Selain batu tapakan tidak diketahui pasti letak makamnya. Cerita yang diketahui warga, Mbah Ngali bertempat di gunung Ngali.
Tapakan Mbah Ngali sendiri berbentuk ukiran orang duduk bersila dengan posisi tangan diletakkan di samping kaki. Setelah direnovasi batu tapakan tidak terlihat jelas karena tertutup pasir dan tanah.
“Awalnya hanya batu tapakan saja, setelah salah satu warga didatangi dalam mimpi lalu dipasang gubuk kecil dan di payungi,” ucap Rusti’ah (57) kepada blokTuban.com, Rabu (27/04/2022).
Sejak dahulu dan sudah turun temurun, tapakan Mbah Ngali digunakan manganan oleh warga desa Saringembat pada bulan lebaran haji atau Dzulhijjah pada hari Jumat pahing dengan membawa nasi tumpeng, pangang ayam dan 44 serabi.
Khas dari Manganan yang membawa 44 serabi seiring berjalannya waktu, tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu kini mulai ada perubahan. Serabi yang sebelumnya harus berjumlah 44 ketika Manganan, saat ini tidak lagi diterapkan. Warga hanya membawa serabi dengan jumlah sedikit sebagai syarat saja. Manganan dilakukan warga sekitar dengan mengaji di sekeliling tapakan.
“Biasanya ketika jagoan kepala desa, pasti para calon kepala desa ke sini untuk izin yang sudah menjadi tradisi sejak dulu,” imbuhnya.
Kendati demikian, warga menyayangkan kurangnya perawatan pada situs batu tapakan yang semestinya dijaga dan dilestarikan. Saat ini, batu tapakan berbentuk orang yang duduk bersila tertimbun pasir hingga tidak terlihat jelas. [Lina/Ali]