Desa Pandanwangi Soko Masih Miliki 30 Pengrajin Sangkar

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com - Desa Pandanwangi, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban sejak dulu penduduknya dikenal sebagai pengrajin sangkar. Mereka memanfaaatkan bambu, kayu bekas untuk dioleh menjadi berbagai jenis kerajianan mulai dari sangkar ayam, sangkar burung, kursi, dan lain sebagainya. 

Abdurrahman (40) selaku perangkat Desa Pandanwangi, menjelaskan diwilayahnya terdapat 30-an pengrajin sangkar ayam yang masih eksis hingga sekarang. Sangkar ayam yang produksi Pandanwangi terbuat dari bambu dengan bentuk persegi. 

"Untuk pemasarannya kandang ayam masih di lingkup wilah Kecamatan Soko saja," ujar Abdurrahman kepada blokTuban.com, Selasa (19/4/2022).

Sedangkan Wakijan (60), salah satu pengrajin sangkar ayam dari bambu yang masih aktif menambahkan, kerajian tersebut sudah dimiliknya sejak dulu dan turun temurun sampai anaknya. Menurutnya, selain membuat sangkar ia juga melihat kondisi pasar apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar. 

"Misalnya lagi musim tembakau, saya langsung membuat wadah besek tembakau. Begitupun jika ada kebutuhan kursi maka akan kami buatkan kursi," sambungnya. 

Kendati demikian, Wakijan mengaku bahwa penghasilan dari menjadi pengrajin sangkar ayam hanya cukup di buat makan saja. Satu buah sangkar umunya dibeli oleh tengkulak Rp25 ribu dengan ukuran satu kali setengah meter. Cara penjualan lainnya yaitu dengan membawanya keliling di wilayah Kecamatan Soko. 

“Lebih dijual langsung ke pembeli, harganya bisa Rp50 ribu untuk ukuran satu kali setengah meter,"” ucapnya. 

Dalam sehari, pria yang usianya senja itu bisa menyelesaikan sebuah sangkar berukuran satu kali setengah meter. Ukuran sangkar akan dibuat lebih besar dengan catatan permintaan dari pembeli. Untuk waktu pengerjaan sangkar sendiri dipengaruhi oleh proses meraut bambu yang masih manual. 

Alasannya masih menekuni membuat sangkar ayam karena tidak adanya alat untuk beralih membuat sangkar burung. 

"Harapan saya ialah agar UMKM kerajinan bambu lebih diperhatikan lagi oleh pemangku kebijakan," tandasnya. [Nur/Ali]