Selain Dijual, Petani Simpan Padi untuk Kebutuhan Sehari-hari

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Masa panen padi telah mulai terlihat di beberapa titik desa yang ada di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Hasil panen padi usai ditebas, biasanya banyak dijual kepada pemborong yang ada di daerah itu sendiri. Namun beberapa petani lain tak hanya melakukan aktivitas penukaran uang tersebut.

Seperti petani yang berada di Desa Mentoro, Kecamatan Soko ini misalnya. Harga jual padi tebas maupun gabah kering dirasa kurang sebanding bila dirupiahkan semua.

"Padi yang beberapa waktu lalu panen, sekarang ini gabahnya dikeringkan. Ini untuk 'wineh' (bibit tanam) untuk proses tanam selanjutnya," papar Salam, petani padi Desa Mentoro, Kamis (22/2/2018).

Tak hanya dibuat bibit saja, sambung bapak dua anak itu, sebagian hasil panen miliknya juga akan disimpan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya lagi untuk dijual.

"Kalau dijual semuanya ya gak bisa apa-apa. Paling tidak ya dibagi untuk makan, pembibitan, dan sisanya dijual," imbuhnya.

Hal berbeda rupanya dilakukan oleh tetangganya, Mbak Al, yang malah bermaksud untuk menjual padinya kepada pemborong, yang mana hasilnya bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari juga.

"Sempat ada yang nawar, dua petak padi akan ditebas dengan harga Rp5,2 juta. Padahal inginnya dibeli Rp6 juta sekalian tebas," ungkapnya.

Sedangkan di tempat berbeda, Tuminah, salah seorang petani Desa Simo, Kecamatan Soko, lebih memilih mengolah hasil panen padinya untuk makan sehari-hari, ketimbang dijual kepada pemborong.

"Harga pasaran kurang pas, hasil panen ini buat makan sehari-hari saja," ucapnya. [feb/rom]