Oleh: Khozanah Hidayati
Pertengahan tahun ini mega proyek kilang minyak di Tanjung Awar-Awar Tuban akan segera dimulai pengerjaan tahap konstruksi, dengan dimulainya ground breaking. Kilang dengan kapasitas 300 ribu barel minyak tersebut direncanakan akan on stream atau mulai berproduksi di tahun 2022.
Proyek sebesar pembangunan kilang ini diperkirakan akan membutuhkan tenaga kerja empat puluh ribu sampai lima puluh ribu orang saat konstruksi dan sekitar empat ribu sampai lima ribu orang saat sudah berproduksi.
Dengan magnitut produksi BBM sekitar 300 ribu barel per hari, tentunya ini merupakan mega proyek nasional yang tentu akan memberi multiplier effect kepada perekonomian lokal Tuban. Mulai dari industri konstruksi, perhotelan, restoran dan rumah makan, industri perumahan dan real estate, penyedian barang, industri perbankan sampai industri perkapalan.
Peluang besar tersebut tentunya harus ditangkap oleh semua stakeholder yang ada di Tuban. Jangan sampai peluang emas tersebut justru yang memanfaatkan adalah pemain-pemain dari luar Tuban. Stakeholder di Tuban harus menangkap peluang agar multiplier efect dari mega proyek ini bisa dirasakan maksimal oleh masyarakat Tuban.
Adapun defenisi Multiplier effect dalam pengembangan ekonomi lokal adalah merupakan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan bidang tertentu baik positif mapun negatif, sehingga menggerakkan bidang-bidang lain karena adanya keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung yang pada akhirnya mendorong kegiatan pembangunan. Multiplier effect dalam pembangunan kilang minyak tersebut adalah bidang ekonomi dan sosial. Multiplier effect di bidang ekonomi akan mempengaruhi besaran PDRB (Produk Domistik Regional Bruto), peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja dan keterkaitan terhadap sektor-sektor ekonomi lain akibat adanya kenaikan permintaan dari mega proyek kilang minyak tersebut.
Adapaun multiplier effect terhadap bidang sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung adalah adanya peningkatan taraf hidup masyarakat, peningkatan pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan atau lainnya, peningkatan akses ekonomi serta perbaikan infrastruktur.
Agar multiplier effect tersebut maksimal, maka pemerintah Kabupaten Tuban harus memfasilitasi suprastruktur dan infrastruktur yang bisa memaksimalkan manfaat multiplier effect tadi bagi masyarakat lokal Tuban. Juga harus mempermudah akan perijinan-perijinan bagi mega proyek itu sendiri maupun industri-industri ikutan dan penunjang lainnya. Misalnya mengadakan peraturan yang mewajibkan perusahaan yang terlibat di mega proyek tersebut untuk memaksimalkan mempekerjakaan tenaga kerja lokal Tuban dan juga untuk melibatkan kontraktor-kontraktor lokal dalam pembangunan mega proyek tersebut.
Di samping itu, Pemkab Tuban juga harus memfasilitasi perhitungan proyeksi kebutuhan setiap sektor akibat adanya peningkatan demand/permintaan dari adanya mega proyek kilang Tuban. Sehingga pengadaan sarana atau tempat usaha tidak saling tumpang tindih, over supply atau justru kurangnya ketersediaan.
Adapaun agar mega proyek tersebut menyerap tenaga kerja lokal, maka harus dipersyaratkan kepada investor bahwa penggunaan tenaga lokal harus minimal mencapai prosentase tertentu, misalnya mensyaratkan tenaga kerja lokal 40 persen. Alangkah lebih baik lagi kalau persyaratan tenaga kerja lokal ini dimasukkan sebagai persyaratan dalam dokumen AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Karena kenyataannya, pendayagunaan tenaga kerja lokal jika tidak dilakukan secara maksimal akan menimbulkan gangguan lingkungan yang pada akhirnya akan mengganggu jalannya proyek, atau jalannya operasi kilang minyak itu sendiri. Sehingga memasukkan persyaratan pemakaian tenaga kerja lokal dalam dokumen AMDAL adalah cukup beralasan dan bisa mengikat pihak investor untuk tidak bisa melanggarnya.
Disamping pemenuhan tenaga kerja lokal tersebut, pihak investor juga harus diwajibkan untuk mendidik tenaga kerja lokal menjadi tenaga kerja yang siap pakai untuk diterjunkan di industri pembuatan dan pengoperasian kilang. Misalnya tenaga operator kilang adalah harus menggunakan tenaga lokal yang dididik secara spesifik oleh investor untuk mengoperasikan kilang itu sendiri. Demikian juga tenaga-tenaga semi skill lain untuk pembangunan kilang harus memaksimalkan menggunakan tenaga kerja lokal Tuban.
Satu lagi yang tidak kalah pentingnya yang harus dipersiapkan oleh Pemkab Tuban adalah membuat peraturan yang mewajibkan investor dan main kontraktor untuk menggunakan kontraktor lokal untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sederhana dan tidak memerlukan teknologi tinggi, misalnya pembuatan jalan, saluran, perkantoran, perumahan, pengurukan dan pematangan lahan dan sejenisnya atau supplay tenaga cleaning service dan katering. Sehingga dengan memaksimalkan penggunaan kontraktor lokal maka multiplier effect akan benar-benar bisa dirasakan masyarakat Tuban.
Prinsipnya pemerintah kabupaten Tuban harus bisa menjadi koordinator, fasilitator dan stimulator dalam menjadikan mega proyek kilang minyak ini mumpunyai multiplier effect maksimal terhadap perekonomian Tuban. Sebagai koordinator, Pemerintah Daearh Tuban harus menetapkan kebijakan dan menentukan strategi-strategi bagi pembangunan perkekonomian dalam menyongsong pembangunan kilang ini dan juga melibatkan semua stakeholder Tuban seperti terserapnya tenaga kerja lokal secara maksimal dan juga terlibatnya semua stakeholder yang ada.
Sebagai fasilitator, Pemkab Tuban harus memfasilitasi peran serta masyarakat dalam ikut andil menikmati kue ekonomi berupa pembangunan kilang minyak ini, baik secara lansgung ataupun tidak secara langsung.
Adapun sebagai stimulator, Pemkab Tuban harus bertindak memberikan stimulus penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang mendorong para investor menanamkan modalnya di daerah Tuban untuk mendukung pembangunan kilang minyak ini dan industri ikutannya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Disamping Pemerintah Kabupaten Tuban sebagai koordinator, fasilitator dan stimulator dalam memaksimalkan multiplier effect terhadap perekonomian lokal Tuban, Pemkab Tuban juga harus memaksimalkan keungggulan komparatif yang ada di Kabupaten Tuban sebagai modal utama, sehingga nantinya semua stakeholder terlibat secara maksimal. Adapun keunggulan komparatif yang ada adalah letak geografis Tuban yang mempunyai garis pantai lebih dari 65 km dengan mayoritas mempunyai kedalaman laut cukup untuk dilewati kapal-kapal besar dan terletak di jalur pantai utara Jawa, daerahnya dekat dengan pasar, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan tenaga kerja yang melimpah, serta dekat dengan sumber migas Blok Cepu, Blok Tuban, Blok Bulu, Blok Ujung Pangkah dan Blok Madura.
Semua keunggulan komparatif tersebut kalau dimaksimalkan pemanfaatannya bisa menjadikan Tuban sebagai sentra industri pengolahan minyak dan petrokimia nomor satu di regional Asia Tenggara. Dimana interkoneksi antara sumber bahan baku dan pabrik pengolahannya bisa dioptimalkan secara maksimal. Apalagi kalau diintegrasikan dengan pengolahan lanjutan mulai industri petrokimia hulu hingga industri petrokimia hilir. Mulai dari olevin centre, aromatic centre sampai sysntetic gas centre. Misalnya mengembangkan pabrik existing TPPI (Trans-Pacific Petrochemical Indotama) menjadi seperti rencana pengembangan semula. Semua itu akan semakin menjadikan proyek kilang minyak Tuban sebagai lokomotif ekonomi lokal dan mempunyai multiplier effect terhadap perekonomian Tuban yang sangat dahsyat.
Apalagi kalau pengintegrasian antara pabrik pengilangan minyak, pabrik petrokimia hulu hingga petrokimia hilir tadi diintegrasikan dengan memanfaatkan bahan baku minyak mentah dan gas yang melimpah dari Blok Cepu, Blok Tuban, Blok Bulu dan Blok Ujung Pangkah sebagai bahan baku utama di kilang minyak dan pabrik petrokimia dengan memasang jaringan pipa dari masing-masing sumbernya ke kilang minyak dan pabrik petrokimia. Sehingga ada effesiensi yang luar biasa dari sisi transportasi karena tidak diperlukan lagi kebutuhan kapal untuk melakukan ekspor/impor bahan baku baik bagi operator kilang migas Tuban maupun operator-operator blok minyak di seputaran daerah Kabupaten Tuban.
Semoga dengan berdirinya kilang minyak Tuban dan rencana pengintegrasian kilang minyak dengan komplek pabrik petrokimia dari hulu hingga hilir akan membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas khusunya masyarakat kabupaten Tuban. Sehingga keberadaan kilang minyak akan menjadi lokomotif baru bagi perekonomian Kabupaten Tuban dan daerah sekitarnya. (*)
*Penulis adalah anggota FPKB DPRD Jatim.
Kilang Minyak Tuban Sebagai Lokomotif Ekonomi Daerah
5 Comments
1.230x view