Reporter: Parto Sasmito
blokTuban.com - Februari 2018 mendatang, kontrak Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) di Blok Migas Tuban resmi berakhir. Walaupun begitu, mempertahankan produksi masih menjadi tugas utama operator untuk tetap menjalankan tugas negara.
Hal itu dikatakan Admin Manajer JOB PPEJ, E. Retnowati. Manajemen JOB PPEJ juga berharap dukungan semua pihak, termasuk media untuk memahamkan kepada masyarakat jika kegiatan Industri Migas adalah kepentingan negara.
"Produksi akan terus kita jaga agar tidak turun secara alamiah," jelasnya.
Laju penurunan alamiah di Blok Migas Tuban yang dioperatori JOB PPEJ masih terus terjadi, walaupun terobosan dilakukan. Terdata, sampai awal November 2016 produksi dari dua lapangan sebesar 13.391 barel per hari (BPH).
Data di LitBang blokBojonegoro.com menyebutkan, terendah saat ini produksi dari Lapangan Mudi yang ada di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, yakni 966 BPH. Untuk Lapangan Sukowati, baik di Pad A yang ada di Desa Campurejo, Kecamatan Kota dan Pad B Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, masih di angka 12.425 BPH.
Operator JOB PPEJ memulai aktivitas di Blok Migas Tuban sejak Februari 1988 dengan durasi kontrak selama 30 tahun. Saham terbesar dimiliki oleh Negara dalam hal ini PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan sebagian kecil Petrochina. Kontrak Blok Migas Tuban akan habis pada Februari 2018 mendatang.
Ada tiga lapangan sejauh ini yang dikelola, mulai Lapangan Mudi di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dan Lapangan Sukowati, di Desa Campurrejo Kecamatan Kota dan Desa Ngampel, Kecamatan Kapan, Kabupaten Bojonegoro. Selain dua lapangan tersebut, JOB P-PEJ juga telah melakukan eksplorasi di Lapangan Sumber, Kecamatan Merakurak. Di tempat tersebut ditemukan cadangan gas yang masih terus dikaji keekonomisannya. Terus, setelah kontrak habis, siapa yang akan mengelola Blok Migas Tuban? [ito/mu]