Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Tingginya muka air Kali Kening mulai dikhawatirkan warga yang tinggal di bantaran. Terutama warga dua desa di Kecamatan Parengan yaitu Desa Margorejo dan Selogabus.
Baca juga [Bengawan Solo Siaga Merah, Kali Kening Terus Naik]
Karena menurut petugas Pemantau Tinggi Muka Air (TMA) Kali Kening, Mad Salam, kedua desa tersebut adalah hilir sungai yang mengalir di enam kecamatan di Tuban Selatan. Jika curah hujan di hulu masih tinggi, kata Mad Salam, kemungkinan besar air Kali Kening akan mengancam kedua desa ini.
"Jika Kecamatan Jatirogo, Kenduruan, Bangilan, Senori dan Singgahan curah hujan masih tinggi, bisa diperkirakan dua desa di Parengan itu akan ikut terdampak banjir," ujar Mad Salam saat di temui blokTuban.com di pos Pemantauan Tinggi Muka Air (TMA) satasiun kali kening, Desa Selogabus, Parengan, Tuban, Rabu (30/11/2016).
Sementara Sekretaris Desa (Sekdes) Margorejo, Jaelani mengatakan, tingginya air Kali Kening masih terpantau aman. Menurutnya, saat ini belum ada wilayah di desanya yang tergenang luapan air sungai. Meski begitu, ia juga tetap meminta warga desa untuk tetap waspada, karena banjir bisa datang tiba-tiba.
"Margorejo masih terpantau aman," singkat Sekdes.
Meski demikian, pihaknya tetap meminta warga desa untuk tetap waspada, karena hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur di beberapa kecamatan lain di hulu Kali Kening.
Senada juga diungkapkan Sunarti (45), warga Desa Selogabus Parengan. Selama tiga hari Kali Kening yang mengalir di depan rumahnya terlihat keruh karena banjir. Selain itu, kata Sunarti, tingginya muka air Bengawan Solo turut menyebabkan Kali Kening meningkatkan.
"Sudah tiga hari Kali Kening banjir. Jika Bengawan Solo banjir surutnya Kali Kening lama," beber Sunarti.
Dia juga mengaku, akibat banjir yang menghantui membuat dirinya telat tanam padi. "Mau tanam takut, jika tergenang banjir tidak bisa panen," pungkasnya. [rof/rom]