Siapa menyangka, permasalahan ketersediaan air bersih yang ada di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, terpecahkan dengan tanah seluas 3x4 meter hasil hibah. Tanah yang ada di Desa Cendoro, Kecamatan Palang, itu ternyata mempunyai bangunan sumur yang ketersediaan airnya melimpah ruah.
Reporter: Moch Sudarsono, Edy Purnomo
blokTuban.com - Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, selama ini dikenal dengan desa yang sulit mendapatkan mata air. Secara umum, kondisi geografis daerah adalah tanah tadah hujan dan cukup jauh dari sumber mata air. Beberapa tahun lalu warga kesulitan mendapatkan air bersih, dan untuk lahan pertanian lebih banyak mengandalkan air hujan.
Persoalan air di Desa Ngimbang akhirnya bisa terpecahkan. Berkat kerja keras sekelompok warga menggerakkan Himpunan Pemakai Air Minum (HIPPAM) yang dibantu oleh Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
HIPPAM Tirto Langgeng namanya. Pembuatan HIPPAM ini berawal dari tanah dengan luas 3x4 meter pemberian seorang bernama Surisah, warga Desa Cendoro. Tanah yang juga ada di Desa Cendoro dan bersebalahan dengan Desa Ngimbang itu terdapat bangunan sumur yang melimpah ruah. Sehingga muncul ide dari warga untuk dijadikan sarana mencukupi kebutuhan air bersih warga Ngimbang.
"Dari tanah hibah di Desa Cendoro itu kita berpikiran bagaimana bisa mencukupi kebutuhan air bersih warga Desa Ngimbang," Kata Ketua Kelompok HIPPAM Tirtolanggeng, Wardjoyo memulai obrolan.
Akhirnya dibentuklah HIPPAM Tirto Langgeng pada tahun 2012. Sejak awal, HIPPAM ini mendapatkan dorongan dan pendampingan dari Operator Minyak dan Gas Bumi (Migas) Blok Cepu, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL).
Karena tanah hibah dan lokasi bangunan sumur ada di Desa Cendoro, maka pengelola harus melakukan pipanisasi sepanjang 4,6 kilometer dan menuju ke Desa Ngimbang. Setelah melalui proses cukup panjang, sekarang mereka sudah bisa mencukupi kebutuhan pelanggan air bersih sebanyak 670 Kepala Keluarga (KK) di desanya sendiri.
Proses Panjang Berbuah Prestasi
Proses panjang dan ketekunan pengelola disertai dukungan semua pihak, nama HIPPAM Tirto Langgeng terus berkibar. Jumlah pelanggan yang terus bertambah, HIPPAM ini mulai membantu pendapatan desa, dan juga mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak.
"Kita ingin HIPPAM ini terus berkembang, termasuk ada keinginan menambah titik pengeboran," kata Wardjoyo.
Dengan begitu, kata dia, HIPPAM Tirto Langgeng bisa terus menambah jumlah pelanggan dan mencukupi kebutuhan air bersih semua warga. Serta penerimaan desa yang didapat dari HIPPAM bisa terus bertambah.
Kini, pengurus HIPPAM jua tengah berupaya menciptakan pelayanan berbasis software. Tujuannya untuk tetap menjaga kualitas layanan apabila jumlah pelanggan terus bertambah.
Dengan jumlah pelanggan Hippam yang kini mencapai sekitar 670, tentu membuat pelayanan akan semakin lebih rumit dan memerlukan langkah yang efektif sebagai solusi. Bahkan, bukan tidak mungkin jika semakin bertambahnya waktu maka akan bertambah pula jumlah pelanggan yang ada.
"Kita sudah membuat data pelanggan berbasis teknologi, jadi semua pelanggan sudah teregister di software atau perangkat," jelas pria lulusan SMA ini.
Melalui inovasi berbasis data itu, maka tentu akan meringankan kinerja dari pengurus Hippam Tirto Langgeng yang hanya berjumlah 7 orang. Sebab, pelayanan terhadap masyarakat haruslah dilakukan secara prima agar semuanya berjalan sesuai harapan bersama.
"Yang belum bayar ataupun sudah bayar secara bulanan maka bisa dicek di aplikasi yang dimiliki oleh Hippam Tirto Langgeng," jelas Bapak dua anak itu.
Selanjutnya dia menambahkan, bukan tidak mungkin setiap tahunnya jumlah pelanggan akan tetap bertambah, mengingat jumlah kebutuhan air terus meningkat sehingga inovasi untuk memudahkan pekerjaan itu diperlukan.
"Solusi aplikasi sofware itu Alhamdulillah sudah kita terapkan, meskipun keberadaan kami ada di desa. Jika ada pelanggan yang bandel tidak membayar sesuai jatuh tempo makan akan kami putus penggunaannya," tegasnya.
Kepala Desa Ngimbang, Yayik Ahmad Wijaya mengungkapkan, keberadaan Hippam Tirto Langgeng memang sangat bermanfaat bagi Desa yang dipimpinnya. Selain guna mencukupi kebutuhan air bagi warga desanya, Hippam ini juga menyisihkan sebagian laba bersih bagi Desa Ngimbang.
"Kita turut senang dengan keberadaan HIPPAM, laba yang diberikan ke Desa sebanyak 25 persen. Jika dalam setahun untungnya 40 juta maka desa akan mendapat 10 juta. Untuk bantuan sosial bagi masyarakat sebesar 15 persen, 10 persen untuk penyusutan barang, 50 persen sisanya untuk operasional HIPPAM itu sendiri. Itu dibagi setelah dibukukan laba bersihnya," tutur Yayik.
Yayik menambahkan, HIPPAM Tirto Langgeng ini kerap kali membawa pulang piala di ajang kejuaraan. Yakni menjadi juara pertama pada ajang Lomba HIPPAM Se-Kabupaten Tuban yang diraih pada 22 Mei 2015. Lalu meraih lagi juara 1 di tingkat Provinsi Jawa Timur mewakili Kabupaten Tuban. Dan terakhir, masuk nominasi dalam Sustainability Business Award tingkat nasional di Jakarta
"Kalau yang juara 1 nasional itu merupakan upaya dari Exxon, karena ini juga merupakan programnya. Jadi seperti diikutkan kontes tingkat nasional," pungkasnya.
Yayik mengaku, selain telah mengubah kehidupan warganya, keberadaan program air bersih dari EMCL telah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sana. Dia berpendapat, program tersebut berhasil karena konsepnya matang, pendampingannya dengan totalitas, dan karena melibatkan masyarakat sejak awal hingga akhir.
"Kita senang dengan semua pencapaian ini. Desa Ngimbang telah sukses mewakili Kabupaten Tuban ke luar, baik level provinsi maupun nasional," katanya.
Dapat Bantuan Tambahan Peralatan Air Bersih, Bertekad Beri Pelayanan Terbaik
HIPPAM Tirto Langgeng, yang menjadi gantungan mendapatkan air bersih warga Desa Ngimbang berupaya terus berkembang. Apalagi, kelompok itu kembali mendapatkan peralatan air bersih dari Exxon Mobil Cepu Limited pada Agustus tahun 2016 kemarin.
"Hari ini kita serahterimakan lagi satu buah fasilitas air bersih," jelas Perwakilan EMCL, Beta Wicaksono, ketika meyerahkan bantuan peralatan air bersih kepada HIPPAM Tirto Langgeng.
Bantuan yang diberikan EMCL, yakni fasilitas penampungan dan penyaringan air bersih lengkap dengan jaringan listrik dan pompa yang sudah bisa difungsikan. Pembangunan yang sudah dilaksanakan sejak akhir tahun lalu tersebut, menambahkan jumlah saluran air ke 660 rumah. "Saya rasa sudah hampir semua rumah mendapat air secara merata, dan saya yakin upaya pengurus HIPPAM tidak berhenti sampai di sini saja," imbuh Beta.
Beta mengapresiasi warga Desa Ngimbang yang berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan program. Menurutnya, program ini merupakan dukungan EMCL kepada pemerintah kabupaten Tuban dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
EMCL sendiri telah membangun 6 menara air dengan total jaringan pipa sepanjang 25.827 meter yang mampu melayani 3.164 sambungan rumah di lima desa dari tiga kecamatan. Ditambah dengan didirikannya enam rumah pompa dan pembinaan serta pendampingan kepada enam pengurus HIPPAM. "Untuk mendukung kesehatan lingkungan, kita juga telah membangun 570 jamban sehat bagi warga," pungkas Beta. [nok/pur/ito]
Profil Singkat Desa Ngimbang
Jumlah Penduduk: 4614 Jiwa
Laki-Laki:2359
Pr: 2255
KK: 1410
Luas Desa:500 Hektar
Batas Desa: -Sebelah timur Desa Sumber rejo Kecamatan Widang, -Sebelah Barat Desa Gesing Kecamatan Semanding, -Sebelah selatan Desa Minoharjo Kecamatan Widang, -Sebelah Utara Desa Leran Kecamatan Palang.