Lahir 17 Agustus, Nama Bayi Asal Sumberejo Tunggu 'Selapan'

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) serasa sempurna bagi pasangan suami istri Kariyono (30) dan Dwi Wulan Sari (29). Pasalnya, bertepatan dengan hari sakral bagi warga Indonesia tersebut telah lahir anak pertama mereka berjenis kelamin perempuan melalui persalinan normal, Rabu (17/8/2016).

Ditemui blokTuban.com di salah satu ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Koesma Tuban, Sang Ibu tampak bahagia. Saat diperhatikan, mata Dwi Wulan asal Desa Sumberejo, Kecamatan Widang tersebut berpendar penuh suka cita.

"Perasaannya senang, tidak menyangka lahir hari ini," kata Dwi begitu ia disapa.

Ia mengatakan hari kelahiran Sang Bayi lebih awal dari yang telah diprediksikan baik bidan ataupun dokter anak tempat ia memeriksakan kandungan. Jika bidan memprediksi proses bersalin sekitar tanggal 26 Agustus 2016 mendatang, sang dokter justru lebih mundur lagi sekitar awal September 2016 nanti.

Informasi yang dihimpun blokTuban.com, Sang Ibu dibawa ke rumah sakit untuk bersalin sekitar pukul 16:00 WIB sejak kemarin, Selasa (16/8/2016). Proses bersalin membutuhkan waktu cukup panjang, hingga keesokan harinya, Rabu (17/8/2016) sekitar pukul 05.00 WIB bayi dinyatakan lahir dengan sehat. Bayi yang lahir bertepatan pada Kemerdekaan RI ke 71 tersebut memiliki berat 2.800 gram dan panjang 49 centimeter.

"Untuk nama saat ini belum ada. Soalnya menunggu selepas 36 hari nanti, sementara dipanggil Si Kecil dulu," ujarnya kepada blokTuban.com.

Kepercayaan Dwi dengan adat setempat, ia mengatakan nama jabang bayi tidak bisa diberikan sebelum satu bulan lebih. Orang setempat menyebutnya selapan. Orang tua memiliki kewajiban melangsungkan upacara dengan rangkaian kenduri hari kelahiran, pemotongan bersih rambut bayi, pemotongan kuku dan bagi sebagian orang baru dapat memberi nama bayi.

Tidak ada hal yang lebih menggembirakan bagi perempuan kelahiran 1987 tersebut ketika Sang Bayi dinyatakan lahir normal.

"Harapannya semoga menjadi anak sholihah, berbakti kepada orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara," ujarnya sambil menimang buah hatinya.

Sementara itu, bidan jaga yang bertanggung jawab di ruang ibu dan anak, Erva Muhariatin, mengatakan kelahiran bayi tersebut terbilang sehat. Sebab pada saat lahir bisa menangis spontan. Tapi bayi dirawat terpisah, karena air ketuban berwarna hijau keruh.

"Sehingga untuk mengantisipasi, bayi butuh penanganan lebih lanjut. Bayi yang berpotensial ke arah infeksi, sesuai prosedur tetap harus diberikan injeksi antibiotik kurang lebih selama tiga hari," tandasnya. [dwi/col]