Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Mohammad Taufiq Ibrahim (26), bisa jadi satu dari segelintir orang yang menjadi pengrajin kaki palsu. Selain ketelatenan, pekerjaan diapun membutuhkan disiplin ilmu yang tidak semua orang bisa mempelajarinya dengan mudah.
"Saya kuliah jurusan Ortotik Prostetik, yakni pembuatan alat penyangga tubuh yang rusak," kata Taufiq.
Alasan itulah yang mendasari dia membuat usaha kaki dan tangan palsu. Tujuannya, agar bisa membantu warga yang sebagian organ tubuh luarnya rusak, agar tetap bisa beraktivitas. Diapun keluar dari pekerjaan sebagai K-2 di panti Cacat, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
[Baca juga: Tak Mau Jadi PNS, Pilih Usaha Kaki Palsu]
Rata-rata, dia mendapat pesanan tiga kaki palsu dalam sebulan. Kemudian, juga mendapat pesanan sepatu kaki palsu antara 10 sampai 15 dalam sebulan. Harganya bervariasi tergantung bahan yang dipergunakan. Antara Rp3 juta sampai Rp10 juta untuk sepatu atau kaki di bawah lutut, dan antara Rp4,5 juta sampai Rp16 juta untuk sepatu atau kaki yang dipergunakan sampai di atas lutut. Dengan begitu, pemuda ini bisa meraup omset sampai puluhan juta rupiah.
"Kalau (laba) bersih ya sekitar Rp15 juta dalam sebulan," jelas lulusan Politeknik Kesehatan Negeri Surakarta tersebut.
Pemesan pun tidak hanya dari Tuban, tetapi juga kota-kota lain di Jawa Timur. Mulai dari Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Probolinggo, dan juga Bondowoso. Terbanyak, dia menyediakan pesanan kaki atau tangan palsu untuk beberapa rumah sakit dan juga Dinas Sosial Tuban.
"Saya menarik biaya juga sesuai dengan kemampuan, intinya yang utama saya berniat membantu agar orang yang bagian tubuhnya hilang bisa tetap beraktivitas dan bekerja," tandas Taufiq. [pur/rom] (Bersambung)
Tak Mau Jadi PNS, Pilih Usaha Kaki Palsu (Bagian 2)
Pekerjaan Langka, Omset Puluhan Juta Rupiah
5 Comments
1.230x view