Reporter: Mochamd Nur Rofiq
blokTuban.com – Musim kemarau basah yang ditandai dengan turunnya hujan mengakibatkan para petani dan pengepul tembakau resah. Keadaan demikian terjadi di wilayah Tapen Kecamatan Senori, Tuban, Jawa Timur.
Sebenarnya, saat ini sudah mulai memasuki masa panen awal daun tembakau. Namun hujan masih sering turun beberapa bulan terakhir. Akibatnya, petani tak tanam tembakau, khawatir merugi akibat panen tidak maksimal. Sehingga hanya ada sebagian kecil yang berani menanam tembakau. Hal itu disampaikan Tahar (56) salah satu pengepul tembakau asal Tapen.
[Baca juga: Petani Tapen Berharap Harga Tembakau Naik]
“Bulan ini belum ada yang panen. Petani kesulitan menentukan awal tanam, akibat curah hujan cukup tinggi,” ujar Tahar kepada blokTuban.com, Sabtu (30/7/2016).
Pria yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai pengepul tembakau di wilayah Senori tersebut menambahkan, jika selama ini ia menjual kembali daun tembakau kepada perajang asal Klaten Jawa Tengah. Musim tembakau tahun lalu saat panen tembakau, mampu mengirim 720 Ton tembakau dalam satu musim. Untuk saat ini diperkirakan turun drastis.
“Hingga saat ini saya belum bisa menentukan, begitu pula dengan harga beli dipetani,” imbuh Tahar saat ditemui di kediamannya.
Hal serupa diungkapkan Majiyar (56), pengepul yang sama asal Senori. Pihaknya mengungkapkan, akibat petani tak tanam tembakau, membuat pemasukannya kosong. Hingga membuat ia berpindah sebagai pekerja serabutan.
“Pengrajang sudah mulai menanyakan tembakau kiriman saya. Namun belum bisa memenuhinya,” tuturnya.
Lanjut Majiyar, biasanya dalam satu musim panen, ia mampu meraup untung sekitar Rp10 juta. Tak jarang juga ia mengalami kerugian. “Saya juga pernah rugi sekitar Rp30 juta. Karena perajang tak mau bayar daun tembakau yang sudah saya kirim. Akibatnya saya harus mengganti kepada petani tembakau yang saya beli,” keluhnya. [rof/rom]