Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Pohon besar dengan usia ratusan tahun berdiri kokoh di antara dua mata air. Air mengalir melalui parit yang dindingnya dilapisi menggunakan semen. Kemudian bermuara ke salah satu kolam dan waduk air yang cukup besar, sebelum mengairi ratusan hektar sawah-sawah milik penduduk.
Terpisah, tampak sendang lain dengan air tenang nan menghijau. Tempat yang konon diyakini sebagai pemandian Sri Pangenti, janda cantik yang masih suci karena belum pernah disentuh suaminya.
Sendang Maibit, begitu masyarakat mengenal sumber mata air ini. Berada di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pesonan sendang nan menawan, berbalut mitos yang tak kalah eksotis.
Tempat ini berjarak sekitar 40 Kilometer dari pusat kota Tuban. Berada tidak jauh di jalur yang menghubungkan antara Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Bojonegoro. Kalau menggunakan kendaraan pribadi, diperlukan waktu antara 30 sampai 45 menit dari pusat kota Tuban.
Selain itu, tempat ini bisa ditempuh denga menumpang Mobil Pengangkutan Umum (MPU) jurusan Tuban-Rengel-Soko, ataupun mengendari bus umum jurusan Kabupaten Tuban-Kabupaten Bojonegoro. Hanya saja, kita perlu menempuh jarak sekitar 2 kilometer lagi dengan berjalan kaki, atau apabila beruntung kita bisa menumpang kendaraan milik warga sekitar yang dikenal ramah.
Alternatif lain, pengunjung bisa memanfaatkan keberadaan andong yang ada di Pasar Desa Rengel. Kemudian sang kusir akan dengan senang hati mengantarkan dengan tarif sekitar 10 ribu per orang.
Layaknya tempat lain yang disakralkan, sendang Maibit punya kekayaan folklor, atau cerita dari mulut ke mulut yang berkembang di tengah masyarakat. Meski banyak versi, folklor yang paling populer adalah kaitan sendang Maibit dengan tokoh perempuan masa silam yang bernama Sri Pangenti.
Sri Pangenti dipercaya sebagai salah satu putri dari Kediri yang melarikan diri. Menikah dengan seorang pemuda dan harus terpisah di tengah jalan karena cemburu buta. Pada perjalanannya, perempuan ini lebih dikenal dengan Lanjar (janda yang masih suci/belum pernah bersetubuh) dan harus bersembunyi di Maibit (rumah mbah Bibit).
"Mbah Bibit adalah salah satu tokoh yang mempunyai kesaktian dan melindungi Sri Pangenti dari kejaran orang-orang sakti yang berniat mempersuntingnya," terang juru kunci Sendang, Supardi.
Cerita inilah yang diyakini banyak orang sebagai asal muasal nama Desa Maibit. Sementara pemandian yang kerap dipergunakan untuk Lanjar Maibit membersihkan diri juga disebut sebagai Sendang Maibit. (bersambung) [pur/ito]