Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) atau usaha rumahan pembuatan krupuk (Jinggoabang) atau gendar, yang berada di Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban saat musim penghujan mengalami penurunan produksi.
Hal ini, dikarenakan hujan terus mengguyur menyebabkan tidak adanya panas. Sehingga, krupuk yang terbuat dari tepung terigu dan tepung tapioka tersebut tidak maksimal hasilnya.
Salah satu pembuat krupuk, Kusmiati (37) mengatakan, krupuk yang dibuatnya saat musim penghujan mengalami penurunan yang signifikan, yang awalnya bisa memproduksi hingga sekitar 25 (widik) atau tempat penjemuran saat hujan hanya sekitar 12 hingga 14 widik.
"Saat musim hujan ini produksi menurun hingga 50 persen," terang Kusmiati kepada blokTuban.com.
Selain itu, lanjut Kusmiati, para pembuat krupuk sendiri pada saat musim penghujan lebih banyak yang berganti untuk merawat lahan pertanian.
Pembuat krupuk yang lain, Sutin (48) mengaku, sejak musim penghujan dirinya membuat krupuk gendar dua hari hanya satu kali, hal ini dikarenakan penjemuran yang lama dan apabila tidak ada panas krupuk menjadi tidak maksimal.
"Saat musim hujan ini saya tidak setiap hari buat krupuk mas," ujarnya Sutin.
Untuk pemasaran krupuk tersebut, dipasarkan di toko-toko yang berada di kawasan Kecamatan Kerek, saat musim penghujan, para produsen telat untuk memenuhi permintaan para konsumen. [hud/ito]