Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Setiap usaha memang memiliki tantangan dan resiko masing-masing. Seperti halnya produksi kerupuk rambak milik Siti Murtasimah (33).
Berbahan tepung terigu, saban hari ia mengaku menghabiskan sedikitnya 80 kilogram. Dan musim hujan baginya adalah tantangan belakangan ini.
"Kalau hari biasa dengan panas maksimal, bisa memproduksi dengan satu kuintal tepung terigu. Selain musim, jumlah permintaan juga mempengaruhi tingkat produksi," ujar warga Desa Simo, Kecamatan Soko itu.
Produksi sebanyak 80 kilogram tetap ia pertahankan. Pembuatan yang membutuhkan proses sedikit rumit, dianggapnya menyia-nyiakan waktu kalau produksi dengan bahan sedikit.
"Kalau membuat kerupuk sekalian. Proses seperti mendidihkan air membutuhkan waktu hingga setengah jam, untuk merebus loyang berisi adonan kerupuk. Jadi pegalnya sekalian tidak nanggung," ungkap Siti pada blokTuban.com.
Cuaca tak menentu, kata pembuat kerupuk lainnya, Ali (38), mempengaruhi tingkat ketebalan adonan kerupuk. Saat panas bercampur mendung, kerupuk lebih tebal dan kering tidak maksimal. Kendati demikian, saat masuk penggorengan tidak mempengaruhi.
"Alhamdulillah meski jadinya agak tebal, saat digoreng bisa mengembang bagus. Kalau hujan sering datang, capeknya memindahkan anyaman bambu untuk menjemur adonan," tutup Ali. [dwi/rom]
Hujan Mengintai, Produksi Kerupuk Tetap 80 Kilogram
5 Comments
1.230x view