Skip to main content

Category : Tag: Bela


Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (21)

Bom Sempat Ngowos di Gardu Proliman, Serdadu Cari Perlindungan

Akibat hujan yang turun malam hari, bom yang dipasang oleh pasukan gerilya sempat ngowos alias telat meledak saat kawat detonator ditarik. Sehingga, para serdadu belanda yang ada di gardu sempat melarikan diri dan mencari perlindungan sebelum bom itu memporakporandakan gardu.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (20)

Penghadangan di Balen, Taktik 4 Regu Berhasil

<strong><em>Pada bulan April 1949, Seksi Supandi melakukan penghadangan di perempatan jalan besar Balen. Sementara di selatan kecamatan tersebut, yakni di Desa Sidobandung, sudah dipisah 4 regu yang mempunyai sasaran masing-masing.</em></strong>

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (18)

Tragedi Penghadangan Serdadu di Selatan Bojonegoro

<em>Serdadu Belanda melanjutkan gerakan untuk menduduki wilayah selatan Bojonegoro. Mereka menempati rumah dinas kehutanan dekat jembatan Desa Kedungsari. Sore hari saat sebagian serdadu, mandi di sungai, Pasukan Gerilya (Pager) Desa menembaki mereka dari ketinggian.</em>

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (15)

Medan Pertempuran di Tuban Selatan

<em><strong>Sumur-sumur minyak mentah adalah salah satu kunci kedatangan pasukan Belanda ke Indonesia. Di Tuban, sumur-sumur minyak mentah itu berada di&nbsp;wilayah selatan, berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro dan Cepu, Blora.</strong></em>

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (12)

Belanda Kuasai Jalan Bojonegoro-Babat

<em><strong>Lubang-lubang dan batang-batang pohon pohon sengaja dipasang malang melintang pada jalan Bojonegoro - Babat, agar tentara Belanda dengan kendaraanya susah melintasi jalan tersebut.</strong></em>

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (9)

100 Ledakan di Kaliketek, Hingga Gugurnya Lettu Suyitno

Sekitar tujuh hari sebelum dilakukan penyerbuan ke Bojonegoro, Belanda telah menyiapkan jembatan darurat di Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, tepi Bengawan Solo. Tempat itu juga yang menjadi kontak senjata dengan pasukan Ronggolawe yang bertugas mempertahankan kota. Terbentang Bengawan Solo dengan lebar sungai masih 80 meter saat itu, antara pasukan Ronggolawe dengan Belanda terjadi baku tembak.

Ada-ada Saja, di Tuban Ada Lomba Nyubles Koruptor

Warga Dusun Rembes, RW.02 Desa Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, Jawa Timur menggelar lomba Nyubles (Nyoblos) Koruptor, Rabu (9/8/2017). Kegiatan itu tentu sangat menghibur warga, dan digelar di lapangan tugu tepat di depan Balai Desa Gesikharjo.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (8)

Molor 5 Jam, Jembatan Kaliketek Berhasil Dihancurkan

<em><strong>Untuk menghambat gerak maju pasukan Belanda, salah satunya melewati jembatan Kaliketek, maka pada tanggal 22 Desember 1948 Tentara Genie Pelajar (TGP) mendapat tugas untuk menghancurkan jembatan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Bojonegoro dengan Tuban di atas Bengawan Solo.</strong></em>

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (6)

Pasukan Elit Tuban yang Paling Dicari Belanda

Tragedi Kepet dan beberapa pertempuran yang ada di desa-desa di sekitar Semanding, Grabagan, dan juga Jenu, bisa jadi masih melekat di ingatan masyarakat. Tempat itu merupakan titik-titik terjadi pertempuran antara pasukan gerilya dengan pasukan Belanda.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (5)

Caluk Pejuang di Pos Belanda Kepet

Selama pasukan Belanda menduduki wilayah Tuban dan Bojonegoro, mereka tidak hanya menggempur, tapi juga digempur pasukan-pasukan gerilya.