Kajian Kitab Klasik Idhotun Nasyiin
Lengah dan Waspada
Keadaan bangsa itu sama dengan keadaan individu. Sama-sama memiliki sifat lengah dan waspada.
Keadaan bangsa itu sama dengan keadaan individu. Sama-sama memiliki sifat lengah dan waspada.
Ini masih soal cerita kebiasaan gasab di kalangan santri. Dan, tokoh kita Zaid santri yang agak mbeling dan jahil ini yang menjadi korban, kena batunya dia.
Di dalam kitab Idhotun Nasyiin, Syekh Mustofa Al Ghalayani mengatakan, ia telah melakukan pengamatan terhadap tingkah atau sifat umat manusia dan melakukan penelitian tentang jiwa mereka. Dari situ ia memperoleh satu kesimpulan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak mengakui dirinya mulia.
Satu novelnya yang berjudul “Senyummu Adalah Tangisku” bahkan pernah diangkat ke layar lebar dengan pemeran Rano Karno dan Anita Carolina.
Di dalam kitab Idhotun Nasyiin, sang pengarang Syekh Musthafa Al-Ghalayani menceritakan, ada seorang rakyat pedalaman menghadap kepada Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
Bagi santri, memasak sendiri bukan hal yang aneh. Biasanya, mereka memasak berjamaah. Bahan-bahan masakan didapat dengan urunan. Yakni, masing-masing santri menyumbang apa untuk memasak itu.
Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi, dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.
Zaid, tokoh santri kita ini memang sangat jahil dan iseng. Tak peduli tempat dan waktu, keisengannya selalu muncul. Namun, suatu saat dia kena batunya, saat Sang Guru menanggapi sifat jahilnya.
Entah ini evolusi yang kebablasen atau tidak. Sebab, tongklek kemudian bergeser menjadi musik yang condong ke campursari, bahkan dangdut. Tongklek juga menjadi musik bayaran dan ada penyanyinya
Ahli fisika dari Jerman dan Amerika Serikat 1879-1955, Albert Einstein pernah berkata, Wer es in kleinen Dingen mit der Wahrheit nicht ernst nimmt, dem kann man auch in grossen Dingen nicht vertrauen. (Barangsiapa yang ceroboh akan kebenaran dalam hal-hal kecil, maka ia tak bisa dipercaya menangani hal-hal penting).(Sumber: New Outlook: Middle East Monthly 1957).