Pesisiran
Bangsat!
''Bangsat ! Sudah bosan hidup kau rupanya !'' Begitu umpatan seorang perampok yang terganggu kesenangannya ketika menggoda perawan desa.
''Bangsat ! Sudah bosan hidup kau rupanya !'' Begitu umpatan seorang perampok yang terganggu kesenangannya ketika menggoda perawan desa.
Tahun lalu, di ruangan Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Tuban terjadi diskusi yang hangat. Bupati Tuban Fathul Huda sangat serius berharap mutu dunia pendidikan di Bumi Wali meningkat. Prestasi anak didik cemerlang dan membanggakan.
Sudahkah perpustakaan sekolah kita optimal? Untuk menilainya, tentu kita harus melihat secara nyata keberadaan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana prasarana pendukung pembelajaran dan penguatan literasi. Karena jangan sampai, keberadaan perpustakaan sekolah mati suri, yakni hanya dibangun fisiknya sedangkan dalamnya sepi aktifitas literasi.
‘’Kabeh sedulur cah...kabeh makmur’’ Begitu salah seorang kawan berkomentar atas komentar kawan yang lain. ‘’Sing makmur, yo sing anggep dulur tok, sing ora dianggep dulur yo ora makmur,’’ sela kawan lainnya protes.
‘’Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia’’ Begitu tulis salah satu kawan facebook saya menyitir kata-kata Bung Karno. Dia juga mengunggah foto dia sendiri yang memakai seragam sebuah parpol.
‘’Kotamu parah!’’ Begitu kesimpulan sebuah tim khusus dari pasukan Baret Merah’ yang diturunkan di Tuban. Kata-kata itu, ditujukan pada pasukan ‘Baret Merah’ lainya yang kebetulan berasal dari Tuban. Hanya, dia tidak masuk dalam tim yang turun ke Bumi Wali itu.
Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaranMu. Semua puji-pujian untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erangan kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan (Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah). Kutipan Pramoedya tersebut meneguhkan kemuliaan perempuan dalam aspek fundamental kemanusiaan dan peradaban, yaitu ibu dari kehidupan.
Bila di Surabaya baru muncul Migo, di Bandung sebenarnya sudah lebih dulu ada Banopolis. Sama-sama persewaan sepeda, tapi sejarahnya berbeda.
Kumandang azan magrib terdengar ketika kaki kami baru menginjak pelataran makam Bung Karno. Ya, di senja yang basah itu kami berempat, saya sendiri, GM blokTuban.com Edy Purnomo, Pimred blokBojonegoro.com M. Yazid dan editor Parto Sasmito sowan Sang Proklamator Republik Indonesia tersebut.
‘’Pak... kapan dilantik,’’ gurau salah satu anggota grup sebuah komunitas yang saya ikuti. Entah serius atau tidak pertanyaan itu. Namun, beberapakali bersua dalam suatu kesempatan, kawan-kawan selalu ‘nggojloki’ yang disebut Pak... tersebut.