Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Danti Dwi Fitriadita, A.Md.Kep, seorang perawat hemodialisa (cuci darah) asal Tuban, berhasil lolos seleksi menjadi tenaga kesehatan teladan tingkat nasional tahun 2024 dalam kategori inovasi.
Danti, yang beralamat di Jl. Letda Soecipto, Kelurahan Mondokan, Kecamatan/Kabupaten Tuban, diundang ke DKI Jakarta untuk menerima penghargaan bergengsi tersebut pada 12-17 Agustus 2024.
Inovasi yang mengantarkan Danti meraih penghargaan ini adalah Taphe Ketan (Tali AV Shunt Pasien Hemodialisis yang keren dan tangguh).
Inovasi tersebut mendapat pengakuan karena mampu memberikan kenyamanan lebih kepada pasien hemodialisa serta mengurangi tingkat kebocoran tindakan medis terkait.
Moh. Masyhudi, Direktur RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban, menyampaikan bahwa jajaran direksi dan manajemen RSUD Koesma terus memberikan arahan kepada para pegawai untuk berinovasi.
Pada tahun 2023, sebanyak 40 karya inovatif dari pegawai RSUD dilombakan, dengan Danti menjadi salah satu dari lima besar inovator terbaik di tingkat rumah sakit.
"Lomba ini bertujuan agar setiap unit di RS dapat menciptakan ide atau gagasan yang memudahkan pelayanan kepada masyarakat yang berobat di RSUD," jelas Masyhudi.
Berkas inovasi Danti dikirimkan ke Kementerian Kesehatan dan berhasil masuk dalam seleksi inovasi tingkat nasional.
Direktur RSUD dr. R. Koesma menegaskan komitmennya untuk terus mendukung karyawan yang memiliki inovasi baik.
Saat ini, inovasi Taphe Ketan masih digratiskan agar masyarakat tidak merasa terbebani.
Kedepannya, inovasi ini akan diproduksi lebih banyak dan diharapkan dapat diadopsi oleh rumah sakit di Jawa Timur maupun secara nasional.
"Hasil monitoring menunjukkan bahwa masyarakat yang menggunakan inovasi ini merasa lebih nyaman, dan tingkat kebocoran tindakan terkait hemodialisa dapat ditekan.
Sebelumnya, metode konvensional memakan waktu lebih lama, tingkat kebocorannya lebih tinggi, dan biayanya lebih mahal," tambah Masyhudi.
Danti menjelaskan bahwa dengan menggunakan tali yang lebih panjang, waktu yang dibutuhkan lebih lama, dan banyak pasien yang mengeluh serta mempertanyakan mengapa tidak ada tali yang lebih praktis.
Taphe Ketan tidak hanya lebih praktis, tetapi juga lebih murah, mudah dibersihkan, dan dapat dipakai berulang kali, berbeda dengan tali panjang sebelumnya yang hanya dapat dipakai sekali dan harus dibeli lagi.
"Selisih harga bisa mencapai lebih dari 50 ribu rupiah. Biaya untuk pembuatan Thape Ketan ini sementara hasil iuran dari unit cuci darah," katanya.
Dia membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan untuk menyempurnakan inovasinya hingga dapat dinikmati oleh pasien. Tercatat lebih dari 100 pasien telah merasa puas dan inovasi ini telah dimulai Danti sejak tahun 2022.
Danti merupakan lulusan SMAN 1 Tuban tahun 2009 dan D3 Poltekes Keperawatan Surabayan. Saat ini sedang menyelesaikan S1 di IIKNU Tuban, dan telah bekerja di RSUD dr. R. Koesma sejak 2015.
Inovasinya yang pertama di Kabupaten Tuban ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada karyawan RSUD lainnya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. [Ali/Rof]