Reporter : Dwi Rahayu
blokTuban.com - Puluhan warga Tuban yang tergabung dalam kelompok pencari keadilan kembali menggelar aksi unjuk rasa Jilid II di depan Mapolres Tuban, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Kamis, 13 Juni 2024.
Mereka berunjuk rasa untuk mendukung Mbah Darmi (53 tahun), warga Kecamatan Bancar, Tuban, yang dijatuhi hukuman penjara 1,5 bulan oleh Pengadilan Negeri (PN) Tuban atas kasus pemukulan terhadap keponakannya dengan sapu.
Massa sempat memblokade Jalur Pantura Tuban satu jam lebih karena tidak ditemui oleh Kapolres Tuban.
Dalam aksinya, mereka mendesak Kapolres Tuban untuk menyampaikan hasil evaluasi kinerja Satreskrim Polres Tuban yang menangani kasus Mbah Darmi dan menuntut tindakan tegas terhadap anggota polisi yang melanggar hukum.
"Kami mengingatkan Aparat Penegak Hukum (APH) Tuban untuk bekerja profesional dan menjaga integritas agar kejadian yang menimpa Mbah Darmi tidak terulang di Tuban," kata Koordinator Aksi, Moh. Arif Saifudin.
Setelah memblokade jalan, perwakilan pengunjuk rasa akhirnya diizinkan berdialog dengan Kapolres Tuban dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tuban.
Kapolres Tuban AKBP Suryono menjelaskan bahwa dalam kasus Mbah Darmi, pihaknya telah mencoba Restorative Justice (RJ), namun tidak berhasil mencapai kesepakatan sehingga kasus dilanjutkan ke kejaksaan. Kapolres juga menegaskan bahwa evaluasi terhadap penyidik dan anggota yang tidak mengikuti SOP akan dilakukan.
Kepala Kejari Tuban, Armen Wijaya, menambahkan bahwa kejaksaan telah mengutamakan profesionalisme dalam menangani kasus ini dan telah berupaya untuk melakukan Restorative Justice, namun korban menolak.
Setelah audiensi, aksi unjuk rasa dilanjutkan ke Pengadilan Negeri dan Kejaksaan Tuban dengan tuntutan meminta pertanggungjawaban Ketua PN Tuban atas vonis yang diterima Mbah Darmi serta mendorong Komisi Yudisial untuk memeriksa Ketua Pengadilan Negeri Tuban. Mereka juga meminta evaluasi kinerja Kejaksaan Negeri Tuban. [Dwi/Ali]
