Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Stunting terjadi ketika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dalam masa pertumbuhannya, khususnya pada dua tahun pertama kehidupan.
Tingkat prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan data terbaru menunjukkan 21,6 persen balita mengalami stunting.
Melansir laman resmi Unicef, faktor-faktor penyebab stunting suatu wilayah ini dapat dikategorikan menjadi beberapa aspek, yaitu:
1. Akses Gizi dan Kesehatan
Kemiskinan dan pola asuh yang kurang baik dapat menyebabkan anak kekurangan asupan gizi yang penting untuk pertumbuhannya. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi juga meningkatkan risiko infeksi pada anak, yang dapat menghambat penyerapan gizi.
Faktor lain adalah kurangnya akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk imunisasi dan edukasi gizi, dapat meningkatkan risiko stunting.
2. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Ibu dengan pendidikan rendah umumnya memiliki pengetahuan dan praktik pengasuhan yang kurang baik, yang dapat meningkatkan risiko stunting pada anaknya.
Praktik pernikahan dini dan pola pemberian makan yang tidak sesuai dengan anjuran kesehatan dapat berkontribusi terhadap stunting.
3. Faktor Lingkungan
Akses air bersih dan sanitasi yang buruk, meningkatkan risiko infeksi pada anak, yang dapat menghambat penyerapan gizi.
Pencemaran udara dan paparan bahan kimia berbahaya dapat berdampak negatif pada kesehatan anak dan meningkatkan risiko stunting.
Langkah Mencegah Stunting Sejak Dini
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun, seperti yang dikutip dari dari laman Kemenkes.com.
Terdapat langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya? Simak selengkapnya berikut ini.
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
2. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
4. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS