Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan
blokTuban.com – Talun merupakan desa yang terletak di sebelah Timur dari ibukota Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Desa Talun memiliki luas wilayah sekitar 301 Ha yang terbagi menjadi 2 dusun yakni Dusun Krajan dan juga Dusun Tileng, Desa Talun sekarang dipimpin oleh Abdul Basif (55) selaku Kepala Desa Talun yang menjabat sejak tahun 2019.
Batas dari Desa Talun sendiri terbilang unik yang mana Desa Talun hampir dikelilingi dengan Desa Jetak yakni pada sebelah Selatan, sebelah Barat dan sebelah Timur namun pada bagian sebelah Utara berbatasan langsung dengan Desa Pucangan, Minggu (29/10/2023)
Mengenai sejarahnya sendiri yang diambil berdasarkan RPJM Desa Talun menceritakan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang petani yang menanam kacang di tepi hutan. Di suatu ketika pada pagi hari kacang tersebut di datangi sekelompok binatang hutan yakni Kijang dan merusak tanaman petani.
Akhirnya si petani takut dan meminta tolong dengan kata “Tolong...tolong…tolong….” yang mana kemudian di dengar oleh masyarakat sekitar dengan kata Talun, talun, talun. Sehingga tempat tersebut dinamai dengan Desa Talun serta diwujudkan dalam sebuah nyanyian yang berjudul Kidang Talun.
Petikan dari nyanyian tersebut yakni :
Kidang Talun
Mangan Kacang Talun
Milketemil – milketemil
Si Kidang mangan lembayung (Pupus Kacang).
Dilihat dari cerita tersebut asal – usul dari nama Desa Talun yakni bermula dari seorang yang ketakutan terhadap salah satu binatang hutan yakni Kidang (Kijang).
Dibahas mengenai tradisinya Desa Talun memiliki sebuah tradisi yang bernama tingkepan pari yang mana tradisi ini biasanya dilakukan saat menjelang panen atau menjelang mekarnya sebuah tanaman padi yang mana biasanya dilakukan dengan membawa tumpeng dan makan bersama di balai desa disertai dengan doa bersama. Biasanya dilaksanakan di hari Kamis Legi.
“Ketika menjelang panen itu istilahnya ada tingkepan pari istilah kalau Jawa Koleman, itu ketika tanaman padi petani sini menjelang mau mekar itu ada istilahnya koleman biasanya difokuskan di balai desa setiap tahun sekali. Rangkaiannya adalah doa bersama menghadirkan seluruh tokoh masyarakat untuk berkumpul di balai desa dan semua warga membawa tumpeng masing – masing. Intinya adalah doa bersama memohon keberkahan hasil tani, hasil bumi,” Ungkap Abdul Basif (55) selaku Kepala Desa Talun.
Selain itu, juga terdapat sebuah tradisi sedekah bumi disebuah sumber air yang dilaksanakan setiap pada sekitar bulan Agustus atau September pada hari Kamis Legi.
Dengan jumlah penduduk kurang lebih sekitar 3.500 Jiwa, Talun mempunyai kelebihan warganya giat bekerja keras. Sebenarnya dahulu Talun merupakan sebuah desa yang bisa dibilang terttinggal tetapi dikarenakan semangat kerja warga Talun tinggi menjadikan Desa Talun sekarang mempunyai tingkat kesejahteraan yang baik.
Masyarakat talun memiliki mayoritas profesi sebagai petani dengan penghasil pokok jagung, kacang tanah, dan padi. Di talun juga terdapat pengusaha brambang terbilang besar dan menyerap cukup banyak tenaga kerja di Desa Talun yang mana lahannya bahkan sampai di luar Desa Talun salah satunya terdapat di Desa Pakel.
Desa Talun memiliki produk unggulan berupa asam yakni dengan mengolahnya menjadi sebuah minuman dari asam yang dikelola oleh ibu – ibu PKK namun sekarang berhenti dikarenakan kekurangan dalam daya marketingnya dan manajemennya yang mana hanya saat dibutuhkan atau hanya untuk ditampilkan pada saat event – event saja. Selain itu Desa Talun juga mempunyai Rengginang yang sudah terkenal se daerah wilayah Montong.
Mengenai potensinya pihak desa sudah mempunyai sebuah gambaran yakni dengan membuat sebuah pasar hewan. Menurut Abdul Basif mengatakan bahwa hal yang paling potensi di Desa Talun yakni pasar hewan namun dalam perealiasiannya belum bisa dikarenakan terbenturnya anggaran.
“Pengennya ada pasar hewan kayaknya disini potensi soalnya pasar hewan itu hampir mayoritas itu orang talun yang banyak itu. Jadi pasar hewan itu kamu masuk pasar hewan mana saja Jatirogo di Kerek yang paling buanyak dari Talun penjual sapinya, hampir sak Tuban itu di Merakurak sampai ke Kecamatan – kecamatan yang lain itu penjual sapinya rata – rata dari Talun,” Ungkap pria berusia 55 tahun tersebut. [Naw/Ali]