Reporter: Muhammad Nurkholis
blokTuban.com - Panen raya telah usai, saat ini masyarakat di Desa Compreng, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban sudah mulai kembali mengolah sawah mereka lagi.
Namun, terdapat sebuah cara unik yang dilakukan para petani dalam menanam padi. Biasanya dalam menanam padi, para petani akan menyemai biji padi. Setelah itu, biji padi yang telah disemai (Winih) padi akan ditanam di lahan persawahan mereka.
Menurut salah satu petani Taji (70), di musim tanam padi kedua ini, sebagian masyarakat di Desa Compreng menggunakan sistem tanam padi tabur (sawur) , sistem sawur merupakan cara petani memanfaatkan bibit padi yang terjatuh dari mesin pemanen padi combine, agar tak mubadzir.
"Sawur ini memanfaatkan benih padi yang terjatuh dari mesin combine, namun kita tetap menambahkan bibit baru," ujarnya kepada blokTuban.com, Minggu (22/10/2023).
Lebih lanjut, Taji juga membeberkan cara dalam bertani menggunakan sistem sawur. Pertama sawah yang usai dipanen, akan dibiarkan selama 1 bulan dulu. Hal ini dilakukan agar tanah sawah tersebut beristirahat atau agar tanah subur.
Setelah itu, lahan sawah akan diberi air untuk di traktor, guna menghilangkan sisa tanaman padi yang telah di combine. Traktor juga memiliki fungsi, agar tanah lebih rata dan meratakan benih padi. Setelah itu petani juga akan menabur biji padi kering, untuk menambah pertumbuhan padi di sawah agar tambah rata.
"Satu hektar biasanya 25 kilogram bibit padi yang ditebar," imbuhnya.
Setelah proses tersebut selesai, kemudian sawah akan dibiarkan kering. Hal ini merupakan cara agar biji padi tersebut bisa tumbuh.
Keunggulan dari sistem tanam ini, yaitu petani tidak perlu banyak menggunakan biaya tanam. Namun mulai dari penyawuran hingga panen, biasanya menghabiskan waktu sekitar 4 bulan.
Selain itu jika menggunakan sistem seperti ini pertumbuhan padi tidak merata, seperti tanam padi menggunakan winih. Namun, jika tanaman dirasa masih kurang rata, masyarakat akan mencari orang lagi untuk meratakan padi, namun jika sudah dirasa cukup rata maka akan dibiarkan saja.
"Untuk hasil panen, sistem ini tak kalah dengan sistem tanam menggunakan Winih," pungkasnya. [Nur/Ali]