Penulis : Leonita Ferdyana Harris
blokTuban.com – Berjarak 24 kilometer dari pusat Kota Tuban, Desa Maibit yang terdiri dari Dusun Maibit Wetan dan Maibit Kulon ini dihuni oleh kurang lebih 4200-an penduduk dengan mayoritas pekerjaannya sebagai petani.
Masuk dalam wilayah Kecamatan Rengel, Desa Maibit terkenal dengan ikon sedang dan bumi perkemahannya. Desa Maibit ini berbatasan dengan Desa Sawahan dengan kondisi tanahnya sedikit berada di dataran tinggi, sehingga terhindar dari bencana banjir yang sering terjadi akibat luapan sungai Bengawan Solo.
Bumi perkemahan maibit sendiri sudah terkenal di seluruh penjuru Tuban. Perkemahan tersebut memiliki 2 sumber air berupa sendang yang hingga saat ini harga tiket masuknya masih gratis. Namun dalam waktu dekat akan segera di komersilkan setelah masa perbaikan selesai.
Selain memiliki wisata bumi perkemahan yang menyuguhkan panorama sendang Lanjar, Desa Maibit juga memiliki ikon unik di lokasi lain yaitu lapangan sepak bola yang dinamai dengan Lapangan Puma. Lapangan Puma ini terletak di RT.08 RW.1 Desa Maibit Kecamatan Rengel.
Lapangan ini aktif digunakan sejak tahun 2012 lalu hingga saat ini. Lumrahnya, lapangan puma digunakan untuk proses latihan sepak bola beberapa club bola atau sekedar warga biasa namun tak jarang juga digunakan sebagai prasarana kegiatan warga seperti pawai.
Selain itu, desa ini juga memiliki akademi sepak bola yang telah lama berdiri yaitu akademi PUMA yang dibentuk tahun 2012 lalu oleh H.Riyadi menggantikan akademi bhayangkara.
Bahkan berdasar keterangan yang disampaikan kepada tim blokTuban, beberapa pemain timnas u-15 diambil dari club bola PUMA.
Keunikan yang paling ketara dari lapangan ini ialah bentuk tribun penonton yang dibuat alami dengan konsep undakan dengan memanfaatkan keberadaan terasering.
Selain menambah estetika, tribun terasering ini juga berfungsi untuk mencegah kelongsoran tanah yang ada disekitar lapangan ketika musim penghujan.
“Uniknya, kalo biasanya terasering cuma ada di sawah, ini ada dilapangan bola. Kalo lagi ada event penonton duduknya ya di tribun-tribun alami itu. Setiap minggu juga selalu ada kegiatan latihan,” ucap Muhtarom (43).
Lapangan Puma terbuka untuk umum 24 jam setiap hari. Karena berbatasan langsung dengan tebing yang dikhawatirkan rawan longsor maka pemdes menginisiatif untuk mengadakan terasering ini demi keamanan bersama terutama ketika kegiatan latihan sedang berlangsung di musim penghujan.
“Biasanya warga banyak jualan di sekitar lapangan kalau sedang ada kegiatan. Rame, jadinya minat warga ke olahraga tidak pernah padam dari tahun ke tahun,” imbuhnya. [Leo/Dwi]
*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS