Penulis: Leonita Ferdyana Harris
blokTuban.com – Desa Banjararum yang terletak di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, atau sekitar 40 menit dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan sungai Bengawan Solo.
Meski belum ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan secara rinci tentang sejarah berdirinya Desa Banjararum, cerita turun temurun ini dipercaya kuat oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dahulu, desa ini di pimpin oleh 3 petinggi utama yang meliputi wilayah Mboro, Karoman, Mblimbing yang kemudian dijadikan satu menjadi satu dan dinamai Desa Banjararum.
Dengan jumlah penduduk 3800-an yang mayoritas bekerja sebagai petani tentu desa ini memiliki keunggulan di bahan pangan. Tidak hanya memiliki 1 produk unggulan, Banjararum memiliki 3 produk khas unggulan yang terus dikembangkan, diantaranya jamu tradisional, anyaman bambu, hingga ke hasil buah mangga yang melimpah.
Di desa ini juga sempat ditemukan Prasasti Jenggolo yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Jenggolo dan sekarang telah diserahkan kepada pemerintah pusat di Jakarta untuk dipelajari dan dipamerkan. Dalam sejarah, desa ini juga menjadi saksi terjadinya peristiwa penghadangan tentara NIKA.
Saat ini, Banjararum termasuk dalam kategori desa berseri dibawah naungan DLH. Dalam dua tahun terakhir pemerintah desa juga sudah mulai turut berkontribusi bersamaan dengan seluruh jajaran masyarakat untuk mengembangkan pelatihan sekaligus teoriti check.
Memanfaatkan bambu sebagai sumber daya alam yang paling melimpah di desa, pemdes optimis maju dari kelas madya menuju ke kelas mandiri dan akan terus sampai ke pratama.
“Harga bambu kan murah, barangnya juga mudah dicari. Kan harga bambu paling per biji 15ribu, nah PR kita bersama adalah membuat nilai jual si bambu ittu jadi lebih tinggi. Jadi kita mau focus disitu saja sambil terus memperbaiki denah. Karena aspek penilaian DLH juga kan pasti beragam. Mulai dari kebersihan, keteraturan, kreativitas, dll,” ungkap Suprianto (50), kepada blokTuban.com, Rabu (4/10/2023).
Program pelatihan yang diadakan oleh pemdes ini juga disambut antusias oleh warga. Terbukti dari meriahnya kegiatan bamboo fun night yang dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bamboo fun night sendiri merupakan kegiatan pameran yang didedikasikan untuk ajang pameran hasil-hasil penduduk seperti lampu, miniature, kerajinan. Bahkan panggung utama kegiatan ini juga dibuat seindah mungki menggunakan bambu.
Namun, hasil kerajinan seni ini masih memiliki kesulitan di pemasaran karena belum menemukan target pasar yang tepat.
Meskipun belum menyeluruh di seluruh dusun, program kenaikan level ini akan terus dikembangkan oleh pemerintah desa bersama dengan seluruh masyarakat.
Diketahui batas Desa Banjararum sendiri adalah Bengawan Solo di sebelah selatan, Banjaragung di sebelah utara, Campurejo dan Punggulreko di sebelah barat, dan Prambon Wetan di sebelah timur.[Leo/Dwi]
*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS