Harga Beras Tak Kunjung Turun, Warga Keluhkan Mahalnya Bahan Pangan di Tuban

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Sudah hampir dua bulan terakhir ini, harga beras di Kabupaten Tuban terpantau mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal tersebut, menyusul dampak dari penguatan fenomena El-Nino, yang membuat banyak  petani menanam tanaman lainnya, daripada menanam padi. 

Kondisi ini, membuat ketersediaan gabah menjadi berkurang dari biasanya, sehingga stok beras di pasaran juga menjadi langka. Hal ini, tentu berpengaruh terhadap harga jual dari komoditas beras tersebut. 

Salah satu warga di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Tari mengaku keberatan dengan mahalnya harga gabah yang terjadi saat ini. Sebab, ia mengaku tidak memiliki sawah dan ekonominya bertumpu kepada suaminya yang hanya bekerja sebagai kuli di pasar. 

baca juga:

Harga Beras Medium di Tuban Ditekan, Dari Rp12.000 Menjadi Rp10.900/Kg

 

"Susah mbak beras mahal seperti ini, kalau punya sawah masih lumayan, tapi saya ini nggak punya sawah mbak suami saya juga kerjanya cuma di pasar setiap hari," katanya kepada blokTuban.com, Kamis (28/9/2023). 

Oleh karena itu, ia berharap untuk ke depannya, harga beras di Bumi Wali bisa segara turun, sehingga kebutuhan pokok lainnya juga bisa ikut mengalami penurunan. 

"Sekarang apa-apa mahal mbak, gula juga mahal. Sementara sekarang ini lagi musim hajatan, biasanya rata-rata kalau suruan (kondangan, red) bawa beras dan gula, serba susah sekarang," katanya. 

Sementara salah satu agen beras di Desa Demit, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Noviana membenarkan jika saat ini harga beras masih stucknun di angka Rp13 ribu hingga Rp15 ribu per kilogramnya. 

baca juga:

Harga Padi dan Beras Kian Mahal, Daya Beli Masyarakat Tuban Turun

Bahkan menurutnya, harga beras masih cenderung mengalami kenaikan, terakhir harga beras di Kabupaten Tuban naik sebesar Rp200 satu kilogramnya. Rinciannya, Rp13.000 sampai Rp.13.500 ecer harga beras lokal biasa, dan beras premium poles sekitar Rp 14.000 hingga 15.000 per kilogramnya. 

"Harga tetap naik mbak, per kemarin naik Rp200 dan tidak ada penurunan harga, info dari pengepul gabah harga gabah tidak naik tapi berganti karena sangat signifikan," jelasnya. 

Disisi lain, Novi sapaan akrabnya mengatakan jika panen padi yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Tuban, tidak berpengaruh sama sekali terhadap harga beras. Sebab, panen padi hanya terjadi di sejumlah wilayah saja, dan tidak menyeluruh. 

"Panen tidak berpengaruh mbak, permintaan beras dan stok belum bisa mencukupi. Untuk harga Rp12.500 adalah harga terendah ecer dan sekarang barang sudah sulit, beras lokal selep biasa, Inilah tahun tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya untuk harga beras mbak," bebernya. 

Senada, salah satu petani di Desa Patihan, Kecamatan Widang, Yazid juga menambahkan bahwa saat ini harga beras di Kabupaten Tuban masih diangka Rp7.400 per kilogramnya. [Sav/Dwi] 

 

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS