19:00 . Kemarau Jadi Tantangan Bagi Pembudidaya Jamur Tiram di Palang Tuban   |   18:00 . Bingung Mau Nyoblos tapi Masih di Luar Kota? Begini Cara Ajukan Pindah Memilih   |   17:00 . Taman Sleko, Rekomendasi Tempat Nongkrong yang Nyaman di Tuban   |   16:00 . Tiga Kecamatan di Tuban Semakin Gerah, Suhunya Capai 35⁰ Celcius   |   15:00 . Kawasan Hutan Sekitar Area Kilang GRR Tuban Terus Diawasi   |   14:15 . Teknologi Karbon Mulai Diterapkan di Lapangan Sukowati   |   13:00 . Puluhan PPS dan PPK Tuban Mundur dengan Alasan Sama   |   12:00 . 3 Langkah Strategis PHE Di Era Transisi Energi dan Dekarbonasi   |   11:00 . 4 Rute Wisata Tuban yang Perlu Dicoba di 2023   |   10:00 . Cek Lokasi dan Telepon Apotek Tuban yang Buka Hari Ini   |   09:00 . Daftar 10 Kolam Renang di Tuban, Lengkap Alamat dan Jam Buka   |   23:00 . Milenial Tuban Belajar Bisnis Pasar Modal Syariah, Ketua MES Tuban: Tauladan Bisnis Investasi Adalah Rasulullah   |   22:00 . Puncak Musim Kemarau, Pedagang Minuman Kekinian di Tuban Untung 3 Kali Lipat   |   21:00 . Geger VIrus Nipah di India, Dinkes P2KB Tuban: Belum Masuk Indonesia   |   20:00 . Segini Besaran Bonus Atlet Tuban yang Berlaga di Porprov Jatim VIII   |  
Mon, 25 September 2023
Jl. Sunan Muria no 28, Kelurahan Latsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Email: bloktuban@gmail.com

Arti Bucu Kendhit Bagi Warga Tuban dan Perwujudan Sinkretisme

bloktuban.com | Saturday, 16 September 2023 14:00

Arti Bucu Kendhit Bagi Warga Tuban dan Perwujudan Sinkretisme Warga Desa Pabeyan, Tambakboyo, Tuban menggelar selametan dengan membawa bucu kendhit. [Dok.blokTuban]

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Bucu kendhit dikenal oleh masyarakat Kabupaten Tuban juga bucu tolak balak. Tak hanya di Tuban, bucu kendhit juga masih lestari di beberapa daerah di Pulau Jawa, Sabtu (16/9/2023).

Dikutip dari berbagai literatur, bucu kendhit biasanya terdiri dari nasi yang mengerucut (bucu) yang di bagian tengahnya diberi lingkaran hitam dari jelaga alat masak. Baik wajan atau panci dari dilengkapi berbagi lauk di bagian tepinya seperti tahu, tempe, dan urapan.

Saat bucu kendhit dan masyarakat sudah siap, tokoh adat/masyarakat memimpin doa menjelang magrib dan memulai acara. Pada umumnya, bucu kendit di Kabupaten Tuban digunakan warga menyambut bulan Muharram/Suro atau Tahun Baru Islam.

Masyarakat Jawa berpandangan satu Suro merupakan tanggal keramat. Di malam satu Suro sering diisi dengan tradisi berdoa dan ibadah lain dengan tujuan memohon keselamatan dari Tuhan yang maha Esa.

Diantara desa yang masih melestarikan bucu kendit, Desa Brangkal, Sukoharjo dan Ngawun Kecamatan Parengan, Karangtengah, Sadang, Wotsogo dan Sugihan Kecamatan Jatirogo. Ada juga di Desa Katerban dan Banyuurip, Kecamatan Senori maupun Desa Sidokumpul Bangilan.

Sedangkan di Pesisir Tuban desa yang juga melestarikan bucu kendit yaitu Desa Pabeyan, Kecamatan Tambakboyo. Acara dengan membawa bucu kendit di Desa Pabeyan ramai di sosial media dua hari terakhir.

Bucu kendhit berasal dari kata bucu berarti nasi berbentuk lancip seperti gunungan dan kendhit artinya kerak/angus dari panci yang telah digunakan memasak.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Siti Inzali Listiadah mahasiswi Universitas Negeri Semarang dengan judul "Sinkretisme dalam Tradisi Bucu Kendhit di Desa Sidokumpul Tuban" menjelaskan, bucu kendhit dipakai sebagai tradisi selametan di beberapa tempat mulai jalan, jembatan, maupun tempat yang dianggap keramat.

Siti Inzali dalam penelitiannya membahas struktur dan perwujudan sinkretisme dalam tradisi bucu kendhit di Desa Sidokumpul Tuban. Disebutkan ada dua struktur dalam bucu kendhit. Struktur luar terdiri dari pra upacara dan komponen penyusun, proses pelaksanaan, dan ubarampe. Sedangkan stuktur dalam mencakup kepercayaan, fungsi, hingga makna filosofi.

"Adapun angus dari panci yang telah dipakai memasak dioleskan melingkar pada pucuk bucu kendhit bertujuan mengikat bangsa gaib di sekitar desa agar diam dan tidak mengganggu di bulan Suro," katanya dikutip blokTuban.com.

Masyarakat mempercayai di bulan Suro para jin dan makhluk gaib lainnya banyak yang keluar dan mencari keburukan untuk menganggu manusia.

Selanjutnya, tradisi bucu kendhit di Desa Sidokumpul, Bangilan Tuban juga dimaknai sebagai perwujudan sinkretisme yang di dalamnya mengandung tiga unsur yaitu Hindu, Jawa, dan Islam.

"Perwujudan tersebut nampak dari doa-doa yang sepintas nampak Islami tetapi didalamnya terkandung ajaran Hindu dan Jawa," imbuhnya.

Siti Inzali menerangkan, unsur Hindu dalam bucu Kendhit nampak dalam keyakinan adanya kekuatan roh leluhur yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, sajen, nyajeni, dan memohon keberkahan.

Lalu, unsur Jawa ada di ubarampe, warna hitam simbol pengikat dan pelindung dari balak, serta pembuangan. Lalu, unsur Islami terletak dalam kepercayaan bahwa selametan membuka pintu rejeki, menghapus sifat kikir, dan tolak balak. [Ali/Dwi]

Tag : #Bucu Kendhit, #Arti Bucu Kendhit, #Budaya Tuban, #Tolak Balak, #Blok Tuban, #Kabupaten Tuban, #Berita Tuban, #Tuban Hari Ini



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...
-->

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokTuban TV

Redaksi

  • Monday, 14 August 2023 11:00

    blokTuban.com Kembali Dipercaya UTM Tempat Praktik MSIB

    blokTuban.com Kembali Dipercaya UTM Tempat Praktik MSIB PT Blok Tuban Promosindo yang menaungi website blokTuban.com kembali mendapat kepercayaan dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sebagai tempat praktik Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) tahun 2023, Senin (14/8/2023)....

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat