Cerita Sutrisno, Nelayan Tuban yang Hasilkan 33 Juta dari 2,5 Ton Ikan Manyung Sekali Berlayar

Reporter: Muhammad Nurkholis

blokTuban.com - Seperti hari biasanya, Sutrisno (45) warga kelurahan Karangsari Kecamatan/kabupaten Tuban, setiap selesai menjalankan sholat subuh, ia akan menuju laut untuk mencari ikan. 

Hari itu, tepat pada hari Selasa (12/09/2023) pukul 05.00 WIB, Sutrisno berangkat mengarungi laut untuk mencari ikan dan berencana pulang pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB.

Berangkat untuk mencari ikan teri putih, Sutrisno tak mengira jika ia akan pulang dengan hasil tangkapan ikan manyung yang sangat melimpah. 

"Saya berangkat seperti biasa, dan niat saya mencari teri putih," ujar Sutrisno. 

Namun saat berada di tengah laut, dan hendak memilih lokasi yang pas untuk dibuat menebarkan jaring, ia melihat ada keanehan air laut.

Keanehan tersebut yaitu tampak air laut berwarna kemerahan dan berwarna keruh, hal tersebut menjadikan Sutrisno berkeyakinan bahwa di sekitar situ pasti akan ada ikannya. 

"Pokok keanehan tersebut saya yakini ada ikannya, terlepas banyak atau sedikit," sambungnya. 

Jaring sepanjang 60 meter pun disebar, kudian selang beberapa waktu dengan dibantu dengan empat orang anak buah kapal (ABK). Perlahan jaring diangkat, ternyata benar dugaannya, jaring yang telah disebar melingkari air keruh tersebut, berhasil menjerat segerombolan ikan manyun yang begitu banyak dan besar.

Dengan saking banyaknya ikan yang didapatkan bahkan jaring milik Sutrisno pun ada yang mengalami kerusakan. Namun Ia tetap berusaha agar tangkapan ikan tersebut bisa dibawa pulang. 

"Kemarin ada yang lepas sekitar satu kuintal, karena jaring rusak di hantam ikan, namun alhamdulillah saya masih bisa mendapatkan ikan sebanyak itu," bebernya. 

Untuk ikan yang berhasil ditangkap oleh Sutrisno sebanyak 2 ton 5 kuintal, namun Ia hanya menjual ikan tersebut sebanyak 1 ton 9 kuintal 47 kilogram, lantaran ikan hasil tangkapannya tersebut juga dibagikan ke beberapa orang yang ikut membantu mendaratkan hasil tangkapannya. 

Lebih lanjut Sutrisno menjelaskan bahwa ikan manyung sendiri memiliki harga yang cukup tinggi, yang mana dalam 1 kilogram ikan manyung harga pasarannya yaitu Rp17.000, sedangkan dari total ikan yang ia jual, ia mendapatkan uang sebesar Rp33.100.000.

Masih kata Sutrisno bahwa ikan hasil tangkapannya kemarin yang paling kecil memiliki ukuran sekitar 1 meter dan memiliki berat 6 hingga 5 kilogram. sedangkan untuk ikan yang besar satu ikan memiliki berat mencapai 10 kilogram. 

Kemudian untuk uang yang didapatkan Sutrisno berencana akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, selain itu juga uang tersebut akan digunakan untuk memberikan santunan kepada anak yatim dan janda, serta disumbangkan untuk pembangunan masjid di sekitar rumahnya. 

Dan usut punya usut, ternyata mendapatkan ikan dengan jumlah yang cukup banyak bukanlah kali pertama dialami oleh pria asli Kelurahan Karangsari ini. 

Sebab sekitar tahun 2005, Ia juga pernah mendapatkan ikan kakap putih sebanyak 6 kuintal, namun usai mendapatkan ikan sebanyak 6 kuintal tersebut ia tak pernah mendapatkan ikan lagi, dan baru pertama kali ini ia mendapatkan dengan jumlah yang sangat banyak. 

Bagai makan buah simalakama, Sutrisno menyayangkan terhadap pihak-pihak tak bertanggung jawab, yang menyebarkan hoax bahwa ikan hasil tangkapan tersebut merupakan ikan yang tercemar oleh racun. 

"Ikan tak tangkap dari laut, dan segar, kok di viralkan kena racun," pungkasnya. 

Sementara itu Kepala Bidang Perikanan DKP2P Kabupaten Tuban, Linggo Indarto menuturkan jika ikan hasil tangkapan Sutrisno merupakan ikan yang layak konsumsi dan tak benar jika ikan tersebut terkontaminasi racun atau limbah. 

"Berdasarkan penjelasan dari Bapak Sutrisno dan rukun nelayan, ikan yang ditangkap dari laut dalam kondisi sehat dan segar,” 

Lebih lanjut Linggo berharap agar warga tidak mudah percaya dengan informasi belum jelas kebenarannya. Sebab dengan informasi yang tidak valid dan disebarkan akan sangat merugikan nelayan. 

Sementara itu Perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Agus Supriyanto diperintahkan pimpinannya mengambil sampel ikan yang ditangkap untuk dibawa dan diperiksa di laboratorium. Dari pengamatan awal, tidak ditemukan adanya indikasi ikan tersebut terkontaminasi limbah.

“Ikan ditangkap dalam kondisi hidup dan segar,” bebernya. [Nur/Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS