Penulis: *
blokTuban.com - Pengangguran kini menjadi pekerjaan rumah bagi semua desa di Indonesia termasuk di Kabupaten Tuban. Dalam skala desa, pengangguran juga dijumpai di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Sabtu (16/9/2023).
Persoalan tersebut menjadi bahan diskusi antara mahasiswa KKN IAI Al Hikmah Tuban bersama perangkat desa, anggota karang taruna, dan tokoh masyarakat. Hasil diskusi tersebut muncul rekomendasi pelatihan membuat bakso goreng (basreng) sebagai upaya kongkrit mengurangi penangguran di desa tepi Sungai Bengawan Solo itu.
Program pelatihan basreng telah dilakukan mahasiswa bersama ibu PKK Desa Karangtinoto pada 15 September 2023 di balai desa setempat. Dengan adanya pelatihan pemberdayaan UMKM, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membuka peluang pekerja/pembisnis.
"Setidaknya dapat sedikit membantu meningkatkan perekonomian oleh masyarakat Desa Karangtinoto yang saat ini masih belum mempunyai penghasilan sampingan," ujar Siti Makfudhoh, salah satu mahasiswi KKN IAI Al-Hikmah asal prodi PIAUD.
Siti Makfudhoh menambahkan, basreng merupakan makanan ringan yang banyak di gemari oleh anak muda zaman sekarang. Meskipun rasanya pedas dan renyah, basreng cukup membuat ketagihan.
Bentuknya yang lebih mirip keripik telah menjadi salah satu produk olahan daging khas Indonesia yang banyak digemari oleh mayoritas penduduk Indonesia. Karena mempunyai nilai gizi yang tinggi kaya akan protein hewani.
"Kalau biasanya bakso disajikan dengan kuah yang panas, basreng dibuat dengan cara di goreng dan diberi bumbu," imbuh owner basreng itu.
Siti Makfudhoh yang berpengalaman dalam pembuatan basreng tak segan berbagi ilmu dan pengalamannya kepada ibu Karangtinoto. Produknya yang sudah memiliki label halal lengkap dengan PIRT dan INB, makin laku di pasar karena kemasannya menarik.
Harga basreng pun terhitung terjangkau. Untuk kecil UK 100 gr dibanddrol harga Rp2.500, sedang UK 150 gr harga 7.500, dan besar UK 250 gr harga Rp13.500.
"Umumnya basreng dibuat menggunakan bakso ikan Tengiri yang di iris agak tebal dengan bentuk panjang. Cara menggorengnya pun membutuhkan 2 kali penggorengan, dengan tujuan agar renyahnya maksimal," lanjutnya.
Setelah digoreng, basreng kemudian dicampurkan dalam bumbu yang gurih, asin hingga pedas. Biasanya basreng dimakan secara langsung sebagai camilan untuk menemani dalam beraktivitas atau hanya sekadar duduk-duduk santai di sore hari. Namun, tidak jarang basreng dimakan sebagai pendamping makanan berat sebagai pengganti kerupuk.
Kegiatan ini di dukung oleh tokoh masyarakat pada saat diskusi langsung bersama mahasiswi KKN pada saat FGD yang bertempat di balai desa. Kepala Desa Karangtinoto, Yeti Ernawati mengapresiasi adanya pelatihan pembuatan basreng tersebut.
"Karena basreng yang di bawa oleh Bu makfudhoh ini sangat enak dan beda dengan basreng pada umumnya. Melalui pelatihan ini semoga bisa mengembangkan pemberdayaan UMKM di Desa Karangtinoto," harapnya.
Sementara itu koordinator desa (kordes), ketua kelompok KKN, Jauharotun Nisa' berpesan kepada seluruh masyarakat Desa Karangtinoto untuk lebih semangat. Dengan jalan wirausaha maka kemandirian ekonomi keluarga akan terwujud.
"Kita sebagai mahasiswa yang mempunyai tugas KKN di Desa Karangtinoto ini harus bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Membawa keharuman desa dan membuat mereka lebih giat dalam menjalankan segala aktifitas," pungkasnya. [*/Ali]
*/Artikel ini ditulis oleh tim publikasi mahasiswi KKN IAI Al Hikmah Tuban.