Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Memasuki puncak musim kemarau 2023 ini, terdapat sejumlah daerah yang terdampak kekeringan ekstrem atau kekurangan air bersih. Hal tersebut, diungkapkan langsung oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban.
Menurut Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padma kurang lebih ada enam kecamatan di Kabupaten Tuban, yang saat ini sedang mengalami kekeringan ekstrem.
"Ada enam kecamatan di Tuban yang mengalami kekeringan pada saat puncak musim kemarau mulai Bulan Agustus sampai September ini," katanya kepada blokTuban.com, Jumat (15/9/2023).
Adapun enam kecamatan tersebut, lanjutnya, diantaranya ialah Kecamatan Bancar, Kerek, Jenu, Senori, dan juga Singgahan. Bahkan menurutnya, pada puncak musim kemarau ini, suhu panas tertinggi di Kabupaten Tuban mencapai 33,4 derajat celcius.
Oleh karena itu, Zem sapaan akrabnya meminta agar masyarakat menggunakan air secara bijak pada saat musim kemarau seperti saat ini, guna menghindari terjadinya krisis air bersih. Sebab, musim kemarau tahun 2023 ini diprediksi lebih kering dan panjang, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Masyarakat hendaknya menghemat penggunaan air dan gunakan secara bijak," pungkasnya.
Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Sudarmaji menambahkan pada awal bulan September ini, wilayah yang meminta dropping air bertambah dari sebelumnya.
Kendati demikian, saat ditanya lebih lanjut terkair desa mana saja yang mengalami krisis air bersih dan meminta dropping air kepada BPBD Tuban, Darmaji masih enggan untuk menjawab.
"Iya ada tambahan yang sudah minta air bersih tapi ini baru kita asisment mbak," tambahnya.
Sekedar di ketahui, pada pertengahan bulan Agustus 2023 lalu, terdapat 5 desa dari 3 kecamatan di Kabupaten Tuban yang mengalami krisis air bersih. Diantaranya seperti Desa Grabagan, Gesikan, Waleran, Parangbatu, dan juga Sidoharjo. [Sav/Dwi]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS