Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Ditutupnya akses jalan utama penghubung antar Desa Wangluwetan arah Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban akibat adanya pengerjaan perbaikan Jembatan Dam Seng, baru-baru ini kembali dikeluhkan oleh warga setempat.
Hal tersebut, lantaran satu-satunya jembatan darurat yang digunakan warga sebagai jalan alternatif, kondisinya saat ini rusak parah, sehingga banyak warga yang tidak berani melewati jembatan tersebut.
Kondisi ini, salah satunya dikeluhkan warga di grup facebook Apa Kabar Senori (AKS), yang mengatakan jika jembatan yang terbuat dari kayu itu, saat ini rusak. Tentu, postingan tersebut dibanjiri puluhan komentar dari warga lainnya.
baca juga:
Jembatan Darurat Bambu di Senori Tuban Berfungsi Lagi Khusus R2
“Seseke Dam Seng remok, piye ki kok belas ra kenggot (kayunya Dam Seng rusak, gimana ini kok tidak ada solusi),” ujar @Alf***el dikutip blokTuban.com, Jumat (11/8/2023).
Kelurahan lagi, juga dilontarkan oleh akun @At**n di kolom komentar. Menurutnya, seharusnya jembatan darurat tersebut lebih baik ditutup, daripada membuat orang celaka saat melewatinya.
“Ngonoki alok ditutup sisan ben ra diliwati lah timbang ngenteni wong ciloko sek, lagek didandani. Wes ketok sempok kabeh ra diurusi belas, tolonglah utamakan keselamatan masyarakat. (seperti itu lebih baik ditutup biasr tidak dilewati, daripada nunggu orang celaka dulu baru di perbaiki. Sudah kelihatan kalau rusak semua nggak diurus, tolong utamakan keselamatan masyarakat,” tulisnya.
Banyaknya keluhan dari masyarakat tersebut, langsung direspon oleh Camat Senori, yang mengatakan bahwa Forkopimka setempat telah mengadakan mediasi, antara pemilik tanah yang digunakan untuk jembatan darurat tersebut, dengan pihak rekanan.
Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan antara kedua pihak, terkait harga sewa tanah yang digunakan sebagai jembatan darurat tersebut.
baca juga:
Jembatan Dam Seng Senori Tuban Mulai Diperbaiki Bulan Juli 2023
“Sebenarnya sudah ada mediasi oleh Forkopimka, dengan mempertemukan pihak pemilik tanah dengan rekanan. Tapi sampai hari ini belum ada deal terkait harga sewa tanah, ” papar Minto Ikhtiar.
Alotnya kesepakatan antara kedua belah pihak tersebut, lanjutnya, lantaran pemilik tanah bersikukuh agar harga sewa lahan tanah sama dengan sewa harga dari pihak Pertamina, yaitu Rp5 juta per bulan untuk sisi Desa Wangluwetan, dan Rp3 juta per bulan, untuk sisi Desa Sidoharjo.
Oleh karena itu, rencananya rekanan akan membuat jalan darurat sendiri tanpa melewati tanah warga, dengan memanfaatkan lagan milik pengairn.
“Harga sewa yang akan dilanjutkan rekanan, warga bersikukuh seperti harga Pertamina, tapi pihak rekanan keberatan karena alokasinya nggak sama dengan Pertamina. Informasi dari pengawas PUPR, sewa tanah oleh Pertamina sampai dengan akhir bulan ini,” jelasnya. [Sav/Dwi]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS