Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Intansi Pemerintah (LKIP) tahun 2021, potensi sumber daya alam untuk usaha pertanian di Kabupaten Tuban seluas 122.220,230 Ha atau sekitar 66,4 % dari luas wilayah Kabupaten Tuban.
Lahan tersebut terdiri dari luas sawah 56.043 Ha, tegal seluas 69.897 Ha, ladang seluas 236 Ha. Perkebunan seluas 95 Ha, padang penggembalaan seluas 263 Ha dan selebihnya berupa hutan rakyat, sawah tambak dan rawa.
Komoditas tanaman pangan yang banyak diusahakan secara intensif oleh para petani, terutama adalah padi, jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan umbi – umbian lainya.
Sedangkan tanaman hortikultura yang banyak diusahakan antara lain mangga, pisang, blimbing, sawo, jeruk, nangka, semangka, blewah, lombok, kacang panjang, terong, bawang merah, dan jenis buah-buahan dan sayuran lainnya.
Kabupaten Tuban merupakan salah satu penyangga lumbung pangan nasional di Jawa Timur dengan produksi yang rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan cukup signifikan. Dari potensi tersebut, sejak tahun 2021-2022 telah terbangun 42.061 meter Jalan Usaha Tani (JUT). JUT tersebar di 49 titik dan membuat warga senang karena memudahkan dalam pengangkutan hasil panen.
Baca juga:
Lindra Tegaskan Lahan Pertanian di Tuban Tak Boleh Alih Fungsi
Salah satunya, JUT di Dusun Bogang, Desa Beji, Kecamatan Merakurak, yang dibangun sepanjang 900 meter. Menurut petani setempat, Bunadi semakin mudah beraktivitas sejak JUT tersebut dibangun. Bahkan, menurut Ketua Poktan Gemah Ripah ini, manfaat tidak hanya dirasakan oleh petani, namun juga warga sekitar yang biasa beraktivitas di lingkungan tersebut.
“Tukang pentol, pedagang keliling juga sangat terbantu, soalnya bisa memotong jalan lumayan jauh,” ungkapnya di area sawah miliknya dikutip dari situs Tubankab, Sabtu (28/1/2023).
Bunadi mengaku, sebelum ada JUT, jalan tersebut hanyalah jalan setapak yang penuh dengan lumpur dan tidak bisa dilewati dengan mudah. Sekarang, para petani dan warga desa sangat senang, sebab dusun mereka memiliki JUT yang tidak hanya untuk kemudahan dalam mengangkut hasil pertanian, namun juga dapat dijadikan sebagai akses jalan antardusun.
“Pokoknya seneng lah, Alhamdulillah,” ucapnya bersyukur.
Sementara itu, penyuluh pertanian setempat, Ani mengatakan, sebelumnya petani sering mengeluh tentang sulitnya akses jalan untuk mengangkut hasil panen, termasuk Alsintan masuk ke area sawah.
“Ya dulu sering ngeluh karena susah ngangkut hasil panen, akhirnya kami bersama Gapoktan mengusulkan pembangunan JUT ini,” terang Ani.
Sejak JUT dibangun dan sudah digunakan mulai November 2022 lalu, Ani mengatakan, para petani merasa senang dan bersyukur.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tuban Drs. Eko Arif Yulianto menyebutkan, selain JUT infrastruktur yang dibangun Pemkab yaitu Jaringan Irigasi Tersier (JIT) dan Irigasi Air Tanah Dangkal (IATD) atau sumur bor dan pompanisasi. Total dana alokasi sebesar Rp11.251.136.065.
Untuk JUT pengerjaan sepanjang Tahun 2022 sebanyak 49 unit dengan panjang 41.601 meter. Rinciannya penggunaan dana APBD plus DAK sebanyak 17 unit dengan panjang 14.885 meter. Lalu, dari P-APBD ditambah DBHCHT sebanyak 32 unit dengan panjang 26.716 meter.
Lalu, JIT ada 15 unit pengerjaan dengan panjang 3.336 meter, dengan rincian 11 unit dari APBD plus DAK dengan panjang 2.652 meter. P-APBD sebanyak 4 unit dengan panjang 684 meter, dengan total dana alokasi sebesar Rp3.258.276.400.
Adapun untuk pembangunan irigasi air tanah dangkal (sumur bor dan pompanisasi) ada 21 unit pengerjaan, dengan rincian 13 unit dari APBD dan DAK, dan 8 unit di P-APBD. Total anggaran sebesar Rp 3.151.250.000. [Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS