Tradisi Mendhak Sanggring di Lamongan dan Kenangan Mbah Terik

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Setiap daerah di Jawa Timur memiliki tradisi yang unik. Seperti di Kabupaten Lamongan, ada yang namanya ritual Mendhak Sanggring. Ritual adat tersebut masih lestari di tengah masyarakat Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang, Lamongan.

Berpatokan dengan kalender Hijriyah, budaya ruwatan masyarakat menyebutnya berlangsung selama empat hari beruntun. Dimulai tanggal 24-27 Jumadil Awal atau bertepatan 19-22 Desember 2022. 

Tradisi unik yang dibalut dengan budaya Jawa Wayang Krucil maupun karawitan menjadi pengingat atas jasa R. Nurlali atau dikenal Mbah Buyut Terik sebagai tokoh pemimpin desa yang didasarkan pada diwisudanya beliau oleh Sunan Giri keempat, sekaligus penyebar agama islam di Tlemang. 

Menjadi tradisi sejak ribuan tahun lalu, puncak acara yang bertepatan pada Kamis (22/12), disambut antusiasme masyarakat yang luar biasa. Meskipun hujan mengguyuh sejak siang, namun tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk mencari keberkahan melalui tradisi tersebut, dengan mengikuti serangkaian proses mulai dari memasak 1000 ayam panggang, hingga proses kirab dari tiga dusun menuju Makam Mbah Terik. 

Baca juga:

Ini Besaran Alokasi TKD 2023 Lamongan Sesuai DIPA Presiden

"Banyak masyarakat yang hadir dan mengikuti serangkaian proses Mendhak Sanggring, dari Tlemang maupun dari luar. Masyarakat ini rela memperingati Mbah Terik sebagai penyebarkan agama Islam dari Sunan Graben ke Giri dan di tugaskan disini, dengan berlomba-lomba membuat panggang ayam untuk dijadikan 1000 panggang ayam," ucap Mujiono selaku Juru Kunci Makam Mbah Terik dikutip dari situs Lamongankab, Sabtu (24/12/2022). 

Tradisi yang sudah mendapat pengakuan secara nasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, Kepala Desa Tlemang Aris Pramono berharap tradisi ziarah ini tidak hanya menjadi agenda tahunan saja melainkan agenda rutin untuk mendoakan Mbah Terik. 

"Mari bahu membahu melestarikan budaya ini, apalagi ini nanti jika pendoponya sudah jadi jangan hanya berziarah setahun sekali. Masa Pendopo sudah bagus cuma satu sekali, nanti bisa dilaksanakan dengan rutin," ucapnya

Pemerintah Desa Tlemang melakukan pemugara halaman makam mbak terik dengan membangun pendopo seluas 7 × 7 meter, agar peziarah semakin nyaman. Kedatangan peziarah ini juga diharapkan dapat menjadi pertolongan maupun amal jariah bagi Mbah Terik. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS