Petani Tuban Keluhkan Harga Jual Padi Anjlok Rp5.000/ Kilogram

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Para petani di Kabupaten Tuban, mengeluh harga jual padi di penghujung tahun ini anjlok. Hal tersebut, lantaran musim hujan datang lebih cepat, sehingga panen berlangsung pada saat musim penghujan.

Saat gabah padi dipanen saat musim penghujan, keadaan gabah akan akan terlalu basah sehingga mengurangi kualitas beras. Tentunya berdampak pada nilai jual beras ke tengkulak.

Bahkan, minimnya sinar matahari juga membuat para petani kesulitan untuk mengeringkan hasil panennya tersebut, secara manual atau konvensional.

“Baru ini seumur-umur saya bulan Oktober hujan, harga jualnya turun biasanya kalau gini. Apalagi yang padinya kerendam air, itu bisa-bisa nggak laku karena berasnya warnanya merah nggak bisa putih,” ujar Kasmuji kepada blokTuban.com, Minggu (30/10/2022).

Baca Juga : Unik, Pilkades di Sumberagung Tuban Pakai Gudang Bekas Penggilingan Padi Jadi TPS

Menurutnya, pada saat musim kemarau beberapa minggu lalu, harga jual padi masih tinggi yaitu dikisaran Rp6 ribu per kilogram. Namun, memasuki musim penghujan ini harga gabah padi turun menjadi Rp5 ribu hingga Rp5.500 per kilogram.

Kendati demikian, harga beras justru mengalami kenaikan yaitu Rp10 ribu per kilogram. Hal tersebut diungkapkan pria asal Desa Sumurgung, Kecamatan/Kabupaten Tuban ini, lantaran harga jasa selep yang mengalami kenaikan.

Baca Juga : Padi Roboh Diterjang Banjir Sampai 3 Kali, Petani di Tuban Terancam Merugi

“Kalau gabah bagus sekarang pasarannya Rp5.500, ini turun daripada sebelum hujan dulu harganya Rp6 ribu. Kalau beras sekarang Rp10 ribu karena memang penggilingan padi naik karena BBM naik,” jelasnya.

Situasi seperti saat ini, membuat para petani geleng-geleng kepala. Di tengah kendala cuaca dan hama yang dihadapi, petani juga masih dipusingkan dengan kondisi pupuk yang mahal dan langka. Di samping itu, resiko gagal panen juga masih mengintai. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS