Reporter : Muhammad Nurkholis
blokTuban.com - Masyarakat Kabupaten Tuban sudah tidak asing dengan sebutan Tundung Musuh. Julukan tersebut diberikan kepada Raden Gagar Manik. Nama lainnya yaitu Raden Panotoseto atau Syekh Sulaiman Putra Sultan Sedo Krapyak Mataram.
Raden Gagar Manik juga diketahui sebagai panglima perang Kesultanan Mataram. Sewaktu menjadi panglima perang Kesultanan Mataram, Gagar Manik berencana melakukan penyerangan ke Kadipaten Tuban dalam rangka menyatukan Tuban.
Ternyata setelah melihat kebaikan orang Tuban, ia betah dan akhirnya menetap di Tuban. Saat menetap di Tuban, ia berguru ke Mbah Ibrahim Asmoro Qondi yang dimakamkan di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang.
“Dulu itu pangeran Gagar Manik nggak menyerang ke Tuban, akan tetapi waktu itu melihat kebaikan dari orang Tuban membuatnya nyaman. Lama-kelamaan, ia memutuskan untuk menetap di Tuban dan tidak kembali lagi ke kerajaannya,” ujar Juru Kunci ke-7 makam Tundung Musuh, Sarpan (55) kepada blokTuban.com, Jumat (16/09/2022).
Baca juga :
- Ziarah ke Tuban, Jangan Lupakan Oleh-oleh Khas Bonang
- Kisah Mbah Nuriman Sepupu Joko Tingkir yang Disemayamkan di Desa Kebomlati Tuban
- Masuk Taman Makam Pahlawan Ronggolawe Tuban, Napi: Jiwa Saya Bergetar
Sarpan lalu menjelaskan silsilah dari pangeran Gagar Manik. Di mana merupakan putra kedua dari Mas Jelang (Panembahan Sedo ing Krapyak). Ibunya bernama Diah Banowati atau Ratu Mas Madi Putri. Sedangkan Pangeran Benowo berarti Raden gagar manik merupakan cucu dari pangeran Benowo dari Kesultanan pajang.
Makam Tundung Musuh sendiri terletak di Dusun Klamber, Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang. Menurut Sarpan, julukan tuntung musuh melekat pada Pangeran gagar manik, akibat ia sering mengusir para musuh-musuh yang hendak datang ke Tuban.
"Julukan itu melakat karena sering mengusir musuh-musuh yang mau menyerang Tuban. Nama aslinya ya Gagar Manik," tambahnya.
Sarpan mengetahui julukan tersebut dari riwayat juru kunci sebelumnya. Dulunya makam dari Pangeran Gagar Manik tidak berada di lokasi sekarang. Lokasi makam berada 300 meter dari bibir pantai saat ini.
Saat itu ada salah satu orang dari Jombang datang ke makam dan meminta juru kunci untuk memindahkan makam ke lokasi saat ini. Untuk tahun pemindahannya, ia belum mengetahuinya.
Menurut cerita lisan juru kunci terdahulu, bahwa saat pemindahan makam Pangeran Gagar Manik jasadnya masih utuh. Salah satu nisannyahanya dapat diambil satu di bagian kaki. Sementara nisan yang di bagian kepala tidak dapat dicabut.
Sampai saat ini nisan satunya tersebut masih menancap di tengah laut. Lalu, nisan yang satu dipasang di makam yang sekarang. Kendati letak nisan itu tak jauh dari bibir pantai, namun sulit dilihat meskipun air laut sedang surut.
"Tetapi nelayan sering jaringnya menyangkut di nisan itu," jelasnya.
Saat reporter blok Tuban.com mencoba melihat Nissan yang masih autentik dari zaman dahulu yang berada di bagian kaki ternyata batu nisan tidak bisa dilihat begitu saja. Sebab, batu nisan sudah dilindungi oleh beberapa kain putih, seperti di makam para wali pada umumnya.
Sarpan menuturkan, salah satu Karomah yang dimiliki oleh Pangeran Gagar Manik ialah untuk saat ini barang siapa yang berziarah maka akan terhindar dari segala macam santet atau niat buruk orang lain.
Selain itu, banyak peziarah yang sakit setelah berdoa di makam Gagar Manik juga lekas sembuh. Lalu, juga dimudahkan jodoh hingga mendapatkan keturunan bagi yang rutin berziarah dan berdoa kepada Allah SWT.
"Yang mau cepat dapat jodoh dan memiliki keturunan, biasanya mereka mandi di air laut sekitar makam," katanya.
Sekedar diketahui, haul tahunan Makam Gagar Manik diperingati setiap bulan Sya’ban/ruwah hari Kamis Pahing. [Nur/Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS